HEADLINEKarawang

Sempat Putus Asa Paskibraka Mau Ditiadakan

HANYA TIGA ORANG: Pengibaran bendera Merah Putih saat upacara HUT RI ke-75 di Plaza Pemkab Karawang hanya dilakukan oleh tiga orang paskibraka.

Tak Ada Pasukan 17, 18 dan 45

KARAWANG, RAKA – Tanggal 17 Agustus adalah momen yang sangat spesial bagi para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dimana mereka mendapat kesempatan langka mengibarkan bendera Merah Putih sekali seumur hidup. Begitupun yang dirasakan Paskibraka Kabupaten Karawang pada hari kemerdekaan yang ke -75, rasa senang, bangga, dan haru berbaur menjadi satu.

Ada yang berbeda dalam pengibaran bendera pusaka pada tahun ini, jika biasanya terdapat pasukan 17, pasukan 8, dan pasukan 45. Senin (17/8) lalu pengibaran bendera pusaka hanya dilakukan oleh tiga petugas pengibaran, begitupun saat penurunan bendera pusaka. Adapun anggota Paskibraka Kabupaten Karawang yang sebelumnya telah disiapkan disebar ke berbagai organisasi perangkat daerah kecamatan.

Derryl Fitratama Kurniawan (16) adalah salah satu pemuda yang beruntung mendapat kehormatan mengibarkan bendera pusaka di halaman Plaza Pemda Karawang. Siswa kelas XI SMAN 5 Karawang ini merasa senang sekaligus terharu, sebab kesempatan tersebut hanya sekali seumur hidup. Saat bertugas pagi Senin lalu, tentunya semua mata peserta dan tamu upacara kemerdekaan saat itu benar-benar tertuju pada mereka bertiga, tidak ada barisan pasukan yang menjadi perhatian lain seperti biasanya. “Yang penting mental sih, jadi latihannya harus lebih-lebih lagi, karena kelihatan banget,” tuturnya.

Derryl yang bertugas sebagai pembentang mengaku ada sedikit takut melakukan kesalahan. Namun pengalamannya menjadi pembentang saat SMP dan kelas 1 SMA membuatnya lebih percaya diri. Terlebih dua hari sebelumnya juga ia berhasil menjadi pembentang dalam kirab budaya yang dihadiri gubernur Jawa Barat. Dalam momen kemerdekaan ini, ia berharap generasi muda saat ini dapat memimpin Indonesia lebih baik lagi. “Yang pasti sekarang berharapnya wabah pandemi segera berlalu,” ucapnya.

Sementara itu, pembawa baki dalam pengibaran bendera pusaka Merah Putih upacara kemerdekaan di Kabupaten Karawang dilakukan oleh Dwi Haryani (16), siswa kelas XI SMAN 1 Telagasari. Ia merasa senang bisa membawa nama baik orang tua dan sekolah.

Septian Dwi Cahya (16), siswa kelas XI SMAN Telukjambe yang bertugas menjadi pengerek juga merasa senang dapat terpilih menjalani tugas mulia tersebut. Saat bertugas ia mengaku ada rasa degdegan, sebab dilihat langsung oleh bupati, wakil bupati dan para pimpinan daerah. “Lewat doa dan usaha selama ini. semunya berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Adapun penurunan bendera dilakukan oleh Dea Oktaviani (16) siswa kelas XI SMKN 1 Cikampek. Sedangkan pengulur dilakukan oleh Erlangga Putra Sahroji (16) siswa kelas XI SMAN 3 Karawang. Sedangkan pemmbentang dilaksanakan oleh Muhammad Naufal Yudistian (16) siswa kelas XI SMKN 1 Karawang.

Erlangga mengaku baru satu tahun ini aktif sebagai anggota paskibra, namun kerja keras dan belajar dari senior membuatnya bisa terpilih menjadi pasukan penurunan bendera pusaka. Menjadi anggota paskibra baginya juga menambah wawasan kebangsaan. Terpilih diantara 50 anggota Paskibraka dari berbagai sekolah baginya adalah kebanggaan, juga kebanggaan kedua orang tuanya. “Menjadi anggota Paskibraka banyak teman baru, pengalaman baru, buat teman-teman harus lebih bekerja keras lagi untuk menggapai cita-cita,” pesannya.

Dea juga merasa bangga dan bersyukur bisa dipercaya menurunkan bendera pusaka. Sama seperti Erlangga, ia pun baru satu tahun ini aktif sebagai anggota paskibra. Ia bepesan kepada teman-teman sebayanya untuk jangan takut mencoba, sebab hal itulah yang ia lakukan sehingga dapat terpilih menjadi anggota Paskibraka. “Harus percaya diri bahwa kita itu bisa,” ujarnya.

Begitupun dengan Naufal juga merasa senang bisa membanggakan orang tua dengan menjadi anggota Paskibraka. Ia mengaku rasa grogi pasti ada, namun dengan doa dan zikir dapat menenangkan hatinya. Sebab menurutnya doa adalah senjata terakhir setelah ikhtiar. Ia mengaku sempat putus asa saat awal pandemi dan menerka Paskibraka tidak diadakan, namun pada akhirnya cita-citanya menjadi Paskibraka sejak kecil dapat tercapai. “Semoga Indonesia makin maju, lebih jaya, makin berkembang mulai dari perekonomiannya, sumber dayanya,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button