Balita Sakit di Pengungsian
MASIH MENGUNGSI: Sejumlah warga Benteng, Kelurahan Tanjungmekar masih tinggal di pengungsian. Setelah banjir, banyak warga Benteng yang mengeluhkan sakit, tidak hanya orang dewasa, balita juga ada yang sakit.
Belum Ada Pemeriksaan Kesehatan, Andalkan Obat Warung
KARAWANG, RAKA – Pascabanjir, masyarakat di daerah Benteng, Kelurahan Tanjungmekar mengalami penyakit gatal- gatal serta diare dan muntaber.
Setelah terendam banjir selama beberapa hari, warga Benteng mengidap sejumlah penyakit. Penyakit yang paling banyak terjadi yakni gatal-gatal, diare serta muntaber. Posko kesehatan hanya didirikan selama dua jam saat banjir terjadi. “Ya posko kesehatan adanya pas banjir aja itu juga dari TNI AD,” ujar Nurjen (70), korban banjir, Minggu (28/2).
Masyarakat mengaku belum ada staf puskesmas yang memeriksa kesehatan masyarakat saat pasca banjir. Ia hanya menggunakan salep untuk mengobati penyakit gatal-gatal. Korban berobat pun selama ini menuju klinik pascabanjir. “Pihak puskesmas hanya lewat saja tanpa melihat kondisi para korban banjir,” paparnya.
Selain itu, terdapat balita usia enam bulan yang menderita diare dan muntaber. Pihak keluarga hanya memberikan obat warung saja hingga saat ini. Sakit yang diderita sudah dialami sejak Jumat (26/2) malam. Selain itu balita tersebut pun mengalami demam yang cukup tinggi. “Ya selama ini cuma diminumin obat-obatan biasa aja gitu tapi sampai sekarang belum sembuh-sembuh,” ungkap Nenda (58), nenek dari balita.
Balita tersebut saat ini hanya diasuh oleh nenek, kakek serta, bibinya saja. Ibunya telah pulang ke rumah orang tua untuk melanjutkan sekolah. Usia sang ibu yakni 17 tahun sedangkan usia ayahnya 18 tahun. Sang ayah tidak memiliki pekerjaan apapun. Terdapat dua balita yang menderita penyakit sama. Selain itu juga terdapat dua orang dewasa yang mengalami badan meriang. Para korban hingga saat ini hanya mengandalkan obat warung saja tanpa adanya pemeriksaan terlebih dahulu. Data ini hanya dari jumlah rumah yang terdapat di daerah depan saja belum diambil dari data keseluruhan. Pihak aparatur setempat belum mendata secara keseluruhan jumlah warga yang terdampak penyakit. “Ya kalau di depan sih ada enam orang yang udah mengalami sakit, kalau yang di belakang belum tau jumlahnya,” pungkas Abas Ansori (47), Dewan Pengurus Masjid (DKM) Al Munawaroh. (cr6)