
RadarKarawang.id – Dalam waktu dekat, Desa Karangjaya segera ditetapkan sebagai Desa Wisata. Rencananya, peresmian akan dilakukan pada 17 Mei 2025 oleh Pemerintah Kabupaten Karawang, bersamaan dengan tujuh desa lainnya yang memiliki potensi wisata lokal yang kuat.
Menurut Subkoordinator Kelompok Subtansi Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif, Kustia Wildan Priyana, Desa Karangjaya, Kecamatan Tirtamulya memiliki lima potensi wisata unggulan yang telah dipetakan dan kini tengah dikembangkan agar mampu mendorong perekonomian masyarakat setempat.
“Kami melihat potensi di Karangjaya bukan hanya menarik dari sisi budaya, tapi juga dari kreativitas warga. Inilah yang menjadi kekuatan wisata desa ini,” ujar Wildan, Rabu (14/5).
Lima potensi wisata Desa Karangjaya tersebut yakni sisingaan, tradisi ngadodol, tari jaipong dan goyang Karawang, ngagowes kalembur dan greenhouse hidroponik melon. Lebih dari sekadar tontonan, sisingaan adalah simbol perjuangan rakyat terhadap penjajah, khususnya saat masa kolonial Inggris.
Kesenian ini dikenal juga dengan nama Gotong Singa, Singa Ungkleuk, hingga Pergosi. Nuansa heroik dan gotong royong dalam pementasan sisingaan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Sementara ngadodol merupakan tradisi nenek moyang dalam mengolah makanan lokal seperti dodol, yang mengandalkan kerja sama dan keterampilan turun-temurun. Aktivitas ini bukan hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberi pengalaman wisata edukatif yang memperkenalkan nilai gotong royong dan kearifan lokal.
Baca juga: Polisi Masih Cari Pasal Jerat Preman
Wisatawan dapat belajar langsung dari penari lokal bagaimana memainkan tari jaipong dan goyang Karawang, dua ikon budaya Sunda yang kaya makna.
Interaksi ini memberikan ruang bagi wisatawan untuk merasakan pengalaman autentik yang menghubungkan mereka dengan identitas budaya masyarakat Karangjaya.
Inovasi pertanian modern juga menjadi bagian dari daya tarik Karangjaya. Wisatawan bisa melihat langsung proses budidaya melon secara hidroponik dalam greenhouse yang tertata rapi, sekaligus belajar pertanian berkelanjutan.
Konsep wisata nostalgia ini mengajak pengunjung bersepeda menyusuri pemukiman dan sawah yang asri, menari Jaipong, hingga bermain air dalam body rafting. “Rasanya seperti kembali ke masa kecil, bermain bersama teman-teman kampung,” kata Wildan.
Wildan menyebut bahwa pihaknya turut mendampingi desa dalam proses pengembangan, mulai dari promosi, pelatihan pengelolaan wisata, hingga strategi pemasaran digital.
“Kami ingin memastikan desa wisata ini tidak hanya diresmikan, tapi benar-benar siap secara manajemen, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan,” tambahnya.
Dengan peresmian ini, Desa Karangjaya diharapkan menjadi contoh sukses pengembangan pariwisata berbasis potensi lokal dan ekonomi kreatif di Karawang.
Tonton juga: Panji “Si Anak Jin” Penakluk Ular, Melawan Diabetes
“Ke depannya, desa ini bukan hanya menjadi destinasi, tapi juga ruang belajar budaya dan inovasi bagi pengunjung dari berbagai daerah,” tutupnya. (uty)