Uncategorized

Banting Tulang, Serba Kurang

RENGASDENGKLOK, RAKA – Tidak ada yang bermimpi menjadi kuli bangunan. Penghasilan profesi yang mengandalkan otot itupun tidak pasti. Tergantung ada tidaknya proyek.

Ujang (32) kenek kuli bangunan warga Karajan A, Desa Kertasari, Rengasdengklok, menyampaikan, menjadi seorang kuli bangunan bukan pekerjaan yang diinginkan. Karena hanya lulusan SD dan lahir dari keluarga tidak mampu, terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan untuk menafkahi istrinya, dan membayar kontrakan setiap bulan. “Awalnya tinggal di rumah orang tua, karena tempatnya sempit jadi maksain buat ngontrak,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (23/5).

Ia melanjutkan, hidup di kontrakan tidak senyaman hidup di rumah sendiri. Walaupun fasilitasnya lebih bagus dibanding rumah orang tua, tapi setiap bulan harus membayar uang kontrakan. “Kalau telat bayar suka ditanyain terus sama yang punya kontrakan, ‘kapan bayar’,” katanya.

Ujang mengungkapkan, memilih untuk ngontrak agar rumah tangganya tetap bertahan, karena istrinya pun dari keluarga yang tidak mampu. Ujang mengakui barang-barang yang ada dikontrakannya pun masih belum komplit, bahkan tempat pakaiannya pun masih pakai kardus. Dirinya mengakui dengan kondisi hidup apa adanya ini, membuat dirinya harus bekerja banting tulang. “Kerja bangunan juga tidak tentu, sekarang ini banyak liburnya,” katanya.

Oyoh, istri Ujang mengatakanm sebetulnya tidak ingin ngontrak, akibat tidak ada tempat tinggal, dirinya bingung harus tinggal dimana. “Demi Allah, sebenarnya ingin punya rumah sendiri walaupun pakai bilik kecil juga, tapi belum ada miliknya kali,” pungkasnya (cr4)

Related Articles

Back to top button