Uncategorized

Banyak Warga Ngaku Mendadak Miskin

DISTRIBUSI : Proses distribusi bantuan sosial dari pemerintah provinsi Jawa Barat untuk warga Karawang. Sejak munculnya program bansos akibat Covid-19, banyak warga yang mendadak ngaku jadi warga miskin.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Beberapa program bantuan dari pemerintah untuk masyarakat yang terdampak Covid-19 mulai turun. Berbekal alasan penyebaran wabah Covid-19 yang menyeluruh, tak sedikit masyarakat mampu yang meminta bantuan tersebut hingga mendatangi desa.

Dikatakan Kades Tegalsari, Kecamatam Cilamaya Wetan Awang Wibisono, tak sedikit masyarakat mampu dan memiliki fasilitas mewah di kediamannya, pertanyakan bantuan kepada pihak desa. 

Menurut Awang, masyarakat yang dinilai mampu, bahkan digarasi rumahnya terparkir tiga unit mobil pribadi itu mengaku bagian dari masyarakat yang terdampak virus Covid-19. “Kita maklumi saja, karena untuk wabah Covid-19 ini, semua masyarakat terkena dampaknya,” ujanrya.

Namun, mengenai pendataannya, tidak semua masyarakat terdaftar sebagai penerima bantuan Covid-19. Bahkan dari keseluruhan jumlah masyarakat desa, khususnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang terdata tidak sampai 50 persennya. Maka, pihak desa memilah masyarakat yang dianggap layak menerima bantuan.

Adapun masyarakat yang terdata di beberapa bantuan, seperti di PKH dan BPNT atau double data, pihak Desa Tegalsari lebih memilih memaksimalkannya dengan membagikan kepada masyarakat yang belum memerima. “Ada juga yang sudah menerima bantuan melalui PKH, masih minta BLT,” katanya.

Menghadapi masyarakat seperti itu, pihak desa dengan tegas menjelaskannya kepada masyarakat. Menurutnya, jika penerima PKH masih meminta BLT dan ‘keukeuh’, konsekuensinya data diri di PKH dihapus. “Kita beri arahan aja, kalau mereka yang mendapat PHK, BPNT atau lainnya tetap ‘keukeuh’ ingin BLT, kita tegaskan untuk keluar dari program PKH atau BPNT. Akhirnya mereka gak mau, karena kalau nerima BLT hanya beberapa bulan kedepan saja, sementara PKH dan bantuan lainnya terus didapat tiap bulan,” sentilnya.

Sebelumnya, Kades Sukakerta H Bukhori mwngatakan, cara tersebut terbilang jitu untuk masyarakat yang ngeyel. Adapun untuk masyarakat yang dianggap mampu, namun ngotot ingin bantuan, ia siapkan cap Rumah Tangga Miskin di pintu depan rumahnya. “Ada yang punya sawah hektaran masih minta BLT, ok saya kasih, tapi siap gak pintu rumahnya saya cap rumah tangga miskin, akhirnya mereka gak mau. Padahal itu gost aja, masa iya orang kaya masih mau bantuan, sementara masih banyak yang lebih layak membutuhkan,” tegasnya. (rok) 

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button