Barista Purwakarta Juara Seduh Manual
TANDING : Widdy saat bertanding di final seduh manual kopi.
PURWAKARTA, RAKA – Barista berbakat asal Purwakarta bernama Widdy Apriandi, kembali memperoleh juara pertama pada ajang kompetisi seduh manual (manual brewing) di Cikarang. Sebelumnya Widdy juga sempat menjuarai kompetisi seduh manual di Karawang.
Setelah menyisihkan kompetitor di dua laga penyisihan, dia akhirnya masuk laga final yang mempertemukannya dengan dua finalis lain untuk perebutan posisi juara satu, dua dan tiga.
Di laga final, Widdy bertemu dengan Hainur Rafiq Kamal, (barista Starbucks Indonesia) dan Fahma Alfathin (barista Early Coffee Cikarang). Ditentukan dengan penilaian berdasarkan open service, Widdy akhirnya mampu menjadi juara pertama dengan perolehan nilai tertinggi, yaitu 140 poin.
Widdy mengaku sangat senang dengan prestasi yang berhasil diperolehnya tersebut. Capaiannya itu, singgungnya, menambah deretan prestasi yang sebelumnya sudah didapatkan.
Dia juga berharap prestasi yang telah dicapai itu bisa membuat Kabupaten Purwakarta semakin dikenal di lingkungan pergaulan para pelaku kopi. Sekurang-kurangnya, di Kabupaten Karawang dan Cikarang. “Saya harap, hasil saya peroleh ini bisa membuat para pelaku kopi tertarik untuk tahu lebih banyak dunia perkopian di Kabupaten Purwakarta. Saya ingin Kabupaten Purwakarta bisa lebih dikenal dan ‘dihitung’ oleh para pelaku kopi, minimal di regional Jawa Barat dan sekitarnya,” katanya.
Widdy yang juga sebagai Direktur Platos Coffe Academy mengaku, harus terus memacu diri untuk lebih mematangkan ketangkasan soal kopi. Pasalnya, pihaknya juga bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk memberikan pelatihan keahlian. “Kesempatan memberikan pelatihan kepada warga belajar PKBM dan sekolah terbuka memacu saya untuk terus bertumbuh. Akhirnya, saya tergerak untuk senantiasa mengembangkan diri dan tidak segera puas dengan apa yang sudah tercapai sebelumnya,” runutnya.
Terhitung, hingga saat ini sudah ada tiga angkatan yang diisi warga PKBM dan sekolah yang telah mengikuti pelatihan tersebut. “Mayoritas lulusan pelatihan tergerak untuk menjadi juru racik kopi (barista) profesional. Termasuk, tidak sedikit yang termotivasi untuk memulai usaha sendiri,” pungkasnya. (ris)