Baru Sehari PTM, Belajar Online Lagi, Setelah Satu Minggu Dievaluasi
KARAWANG, RAKA – Meski capaian vaksinasi anak-anak sudah lebih dari 90 persen, tetapi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Karawang kembali ditutup. Padahal, baru satu hari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang membuka secara resmi PTM terbatas untuk jenjang PAUD, SD dan SMP.
Hal itu diketahui melalui pesan dari Kepala Disdikpora Karawang kepada para kepala sekolah dan Koorwilcambidik. Melalui pesan WhatsApp tersebut, kepala Disdikpora Karawang Asep Junaedi meminta agar sementara waktu PTM terbatas di sekolah ditutup. “Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Surat resmi menyusul,” tulisnya.
Tidak hanya tingkat PAUD, SD dan SMP, pembelajaran daring juga kemungkinan akan diaktifkan lagi untuk tingkat SMA, SMK dan SLB di Karawang. Hal tersebut berdasarkan pesan berantai yang ditujukan untuk kepala SMA, SMK dan SLB di Karawang. Dalam pesan tersebut, pelaksanaan PTM akan ditunda dan akan kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara 100 persen. PJJ akan dimulai Senin (7/2) mendatang dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan, tergantung perkembangan peredaran kasus Covid-19.
Saat dikonfirmasi, Asep Junaedi membenarkan bahwa pihaknya meminta kepada semua kepala sekolah untuk menunda pelaksanaan PTM terbatas di sekolah. Hal itu disebabkan terus meningkatnya angka positif Covid-19 di Karawang. Sehingga dirinya harus menunda kembali PTM yang baru dibukanya kemarin. “Iya baru tadi resmi dibuka PTM terbatas. Tapi karena kondisi Covid-19 meningkat jadi ditunda dulu,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Rabu (2/2).
Dikatakan Asep, pihaknya belum bisa memastikan kapan PTM di sekolah bisa kembali diselenggarakan. Paling tidak untuk satu minggu kedepan pembelajaran harus kembali melalui sistem daring atau online. “Setelah satu minggu kita lihat perkembangan Covid-19. Kalau hasil evaluasi memang mungkin untuk untuk PTM ya kita kembali PTM terbatas,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa Suryana (42) mengatakan, belum mengetahui secara pasti apakah anaknya sudah kembali belajar seperti kondisi normal atau tidak. Selama ini anaknya yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP selalu berada di rumah. Sebagai orang tua, ia lebih menginginkan jika proses pembelajaran bisa dilakukan di sekolah seperti pada kondisi normal. “Kalau hanya online kurang bagus. Kita juga sebagai orang tua kurang puas,” ujarnya. (nce)