Batasi Anak Bermain Gadget

Pecinta Anak
Rahma
RENGASDENGKLOK, RAKA – Anak-anak yang lahir pada abad ke-21 yang beriringan dengan pesatnya teknologi, membuat orang tua harus ekstra memperhatikan anak. Mengasuh anak generasi alfa bukan persoalan mudah, sebab tantangan zaman semakin ketat. Terlebih dengan banyaknya smartphone dan mudah diakses oleh kalangan anak.
Rahma, pecinta anak yang sedang mengenyam pendidikan S2 jurusan manajemen di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengatakan, gadget merupakan salah satu persoalan bagi generasi milenial, terutama bagi anak usia dini. Pasalnya, karakter anak yang selalu penasaran dan ingin tahu membuat mereka banyak mencoba, bahkan tidak menutup kemungkinan dapat mengakses informasi yang negatif. “Di sini peran orang tua harus lebih aktif dan tidak boleh lengah saat anak-anak bermain HP,” jelasnya kepada Radar Karawang.
Selain dikhawatirkan mengakses informasi negatif, lanjut Rahma, anak yang sering bermain handphone juga dapat menyebabkan ketidakpedulian terhadap dunia nyata, alias orang-orang di sekelilingnya seperti tetangga, keluraga bahkan terhadap orang tua sendiri. Dia mengatakan, keseringan main handphone membuat anak menjadi autis dan susah dikendalikan oleh orang tuanya. “Kadang kalau anak sudah main Hp itu fokus dan tidak mau diganggu,” ujarnya.
Memang menurut Rahma, memainkan handphone adalah salah satu rutinitas yang sulit dipisahkan dengan anak, karena ada beberapa dampak postif yang dapat diakses melalui gadget, seperti mencari bahan pengetahuan maupun permainan yang mengarah pada pendidikan. Tapi jika dibandingkan permainan dulu dengan sekarang, rupanya tak jauh berbeda. Bahkan lebih ramah permainan nyata dibandingkan dengan hiburan melalui smartphone. Meski dibalik Hp terdapat manfaatnya, tak sedikit pula negatifnya. “Orang tua harus bisa membatasi anak untuk bermain Hp, kemudian orang tua juga harus meluangkan banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak,” pungkasnya. (mra)