Batu Peti di Tepi Jatiluhur
Masih Diteliti, Disinyalir Warisan Peradaban Zaman Batu
PURWAKARTA, RAKA – Satu lagi potensi wisata di Purwakata. Batu Peti. Tumpukan batu yang terdapat di Kampung Ciputat, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, yang letaknya beberapa ratus meter dari bibir Waduk Jatiluhur. Kini masyarakat setempat tengah fokus menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat wisata baru di Kabupaten Purwakarta. Terlebih lokasi batu peti dan batu kursi mempunyai pemandangan eksotis dengan view pegunungan dan perairan Danau Jatiluhur.
Sejumlah sarana dan prasarana pun mulai dibangun seperti Wc umum dan spot selfi. Meski begitu, masyarakat masih mengeluhkan akses jalan menuju ke lokasi tersebut yang masih melewati jalan setapak dan terjal.
“Rencananya begitu, kita akan fokus ke pariwisata saja. Tinggal akses jalan yang belum maksimal dan baru pengajuan ke pemerintah. Mudah-mudahan secepatnya dapat terealisasi,” kata Ahmad Fadil, tokoh masyarakat Kampung Ciputat, Selasa (25/1).
Diyakininya, keberadaan batu peti sudah ada sejak ribuan tahun silam. Namun masyarakat setempat baru memperhatikan keberadaan batu peti tersebut sekitar tahun 1950-an. Sejak beberapa tahun terakhir, kata Fadil, masyarakat luar, termasuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, serta para ahli arkeologi dan sejarah pun mulai penasaran dan tertarik untuk mengungkap sejarah di balik misteri batu peti.
Para mahasiswa dan ahli arkeologi pun mulai melakukan penelitian dan menguji sampel batu tersebut. “Dan dari hasil uji sampel batu, kabarnya batu-batu tersebut berasal dari 3 peradaban kebudayaan yaitu tahun 2400 SM, 1621 SM dan tahun 792 masehi,” bebernya.
Namun di balik eksotisnya pemandangan di lokasi tersebut, batu peti dipercaya sebagian masyarakat memiliki aura mistis. Bahkan oleh sejumlah orang lokasi tersebut dijadikan sebagai tempat ritual tertentu. Fadil menceritakan, di lokasi tersebut diakui sejumlah warga pernah mengalami kejadian di luar nalar hingga berbagai penampakan sosok gaib. Di antaranya penampakan dua sosok wanita cantik bergaun hijau dan merah. “Dulu terkadang ada juga yang seperti melaksanakan ritual dengan membawa sesajen, bahkan sudah menjadi rahasia umum lah masyarakat sering melihat dua sosok wanita cantik berbaju hijau dan merah di sekitar sini. Lalu saat diikuti biasanya menghilang di antara tumpukan batu peti,” katanya.
Biasanya lanjut Fadil, penampakan sosok dua wanita gaib tersebut sebelum menghilang di lokasi batu peti, diawali menampakan diri di sekitar lokasi batu kursi yang terdapat sekitar 200 meter dari lokasi batu peti. Sehingga masyarakat pun menduga bahwa keberadaan batu kursi dan batu peti sangat berkaitan. “Itulah yang semakin kita penasaran dan perlunya penelitan lebih jauh,” imbuhnya. (gan)