
KARAWANG, RAKA – Musik kasidah sempat booming di Indonesia pada dekade 1990-an sampai 2000-an silam. Kementerian Agama (Kemenag) berupaya melestarikan musik kasidah supaya tidak punah. Pasalnya musik kasidah merupakan bagian dari seni kebudayaan Islam khas Indonesia.
Upaya Kemenag melestarikan kasidah ini lewat Festival Seni Budaya Islam 2025. Dari ajang tersebut sebanyak enam grup kasidah terbaik dari 32 provinsi. Mereka nantinya akan tampil eksklusif di ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 13–16 Oktober depan.
Baca Juga: Mahasiswa Jakarta Protes Seleksi Pegawai RSUD Rengasdengklok
Keenam grup kasidah terbaik itu adalah Bismillah dari Bali. Kemudian ada El-Lazka (Jawa Barat), Hidayatul Insan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Tangerang (Banten), MAN Satoe Voice (Jawa Timur), dan Syaf An-Nur (Sumatra Utara). Penetapan melalui seleksi berjenjang dari tingkat provinsi hingga nasional pada 4–8 September lalu.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan, festival kasidah itu bukan sekadar lomba. Tetapi menjadi sarana pelestarian seni budaya Islam Nusantara. “Kami ingin menghadirkan kasidah sebagai garda terdepan syiar Islam yang menyejukkan serta membangun harmoni,” ujar Zayadi di Jakarta pada Rabu (10/9) dikutip dari Jawa Pos.
Zayadi menjelaskan, penilaian seleksi kasidah mencakup beberapa aspek. Seperti aspek vokal, aransemen, penampilan, dan adab. Kriteria ini menilai kualitas suara, kreativitas, penguasaan panggung, serta kesantunan peserta di atas panggung. “Proses ini melibatkan koordinasi juri agar standar penilaian tetap objektif,” tegasnya.
Tonton Juga: PENCULIKAN SOEKARNO-HATTA DALAM 3 MENIT
Menurut Zayadi, festival kasidah itu menjadi ruang apresiasi sekaligus upaya mendidik generasi muda dan mendorong kolaborasi seniman. “Setiap penampilan adalah kontribusi penting dalam memperkaya khazanah seni budaya Islam di Indonesia,” katanya.(mra)