PURWAKARTA

Bayi Pendek Akibat Kurang Gizi

PURWAKARTA, RAKA – Sebagai upaya untuk menanggulangi balita pendek (stunting). Unit Pembantu Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Purwakarta galakan program intervensi Gizi.

Kepala UPTD Puskesmas Purwakarta Dr. Ano Nugraha mengatakan, saat ini menargetkan penurunan kejadian stunting tidak melebihi 28 persen dari jumlah balita se-Purwakarta. “Ada standar panjang badan menurut umur dan tinggi badan menurut umur. Tinggi badannya tidak kurang dari standar deviasi. Standarnya ada grafik sendiri untuk tinggi badan, kalau berat badan standarnya di Kartu Menuju Sehat (KMS),” terang Dr. Ano, Kamis (18/10).

Ia juga mengatakan, balita pendek menggambarkan adanya gizi kronis dari calon ibu selama masa hamil. “Selama masa hamil ibu tidak boleh gizi buruk, atau ibu hamil kurang energi kalori. Ibu hamil yang kurang energi dan kalori ditandai dengan lingkar lengan atas kurang dari 23 cm, kemudian pada masa bayi sudah lahir harus dipantau tinggi dan gizinya,” tambahnya.

Ditambahkannya, penambahan status gizi buruk juga akan dialami balita ketika balita tersebut sering terkena penyakit. “Kalau misalnya ibu pendek dan bapaknya pendek, cenderung bayinya pendek, tapi kalau pemberian gizinya bagus pertumbuhan anak bisa tinggi,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, faktor lain yang dapat menyebabkan bayi terkena stunting ialah pengaruh lingkungan. Misalnya ada pencemaran dari orang-orang yang tidak punya jamban, atau yang menyalurkan limbah air ke sungai langsung. “Upaya intevensi dari gizi yang spesifik untuk balita pendek, disebut dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, dari sejak ibu hamil, ibu menyusui sampai umur 2 tahun. Umur 2 tahun itu adalah cerminan pemantauan sesuai standar atau tidak, kalau dari awal sudah pendek harus segera dikasih intervensi gizi, biar tidak pendek,” imbuhnya.

Menurutnya, untuk tahapan pemantauan seribu hari kehidupan, tahapannya dibagi dua. 270 hari pada saat dalam kandungan, dan 730 hari setelah bayi lahir, disebut dengan periode emas atau periode kritis. “Ibu hamil harus mendapatkan tambahan energi, dan minum 90 tablet penambah darah selama kehamilan dan pada saat pertama kali bayi lahir harus didorong untuk diberi asi langsung dari ibu, dan asi itu harus tetap eksklusif tidak dicampur minimal 6 bulan, lebih bagus sampai 2 tahun,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button