Uncategorized

Bayi Tinggal di Pengungsian

NGUNGSI: Bayi berumur tiga bulan terapksa tinggal di tenda pengungsian bersama warga lainnya, akibat rumahnya terendam banjir sejak tiga hari lalu. Bayi ini belum bisa pulang ke rumah karena air masih tinggi.

Air Belum Surut Total

RENGASDENGKLOK, RAKA – Ratusan warga Rengasdengklok masih bertahan di tenda yang terbuat dari terpal dan bambu sejak banjir melanda permukiman warga, Minggu (23/2). Tak hanya anak dan orang dewasa, melainkan bayi yang baru menginjak tiga bulan turut diungsikan di tenda minimalis tersebut.

Berbagai macam kebutuhan yang masih minim dirasakan warga sejak berada di posko banjir Jalan Katalaya Rengasdengklok, seperti perlengkapan kesehatan. Siti Maryam (23), warga Dusun Kalijaya II, Rengasdengklok Utara, mengaku sudah tiga hari berada di tempat pengungsian bersama dua anak dan suaminya, tapi sampai Hari Rabu (26/2) belum ada bantuan untuk mengantisipasi anaknya agar tetap dalam keadaan sehat, meski tinggal di bawah terpal ini. “Kalau kata dokter bayinya sehat, tapi baru ada yang ngasih pempes satu bal aja, padahal saya butuh kayu putih sama selimut,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Rabu (26/2).

Sudah menjadi rahasia umum saat tinggal di pos banjir, para pengungsi akan merasa kedinginan, apalagi lokasinya tak jauh dari aliran sungai Citarum yang masih banyak pohon. “Kalau dingin udah pasti, namanya juga tidur di tenda, terus banyak nyamuk, sering anak saya kalau malam suka digigit nyamuk,” katanya.

Mahmudin (32), suami Siti Maryam menceritakan, dirinya terpaksa membawa anaknya yang belum genap tiga bulan itu ke pengungsian. Pasalnya rumah dia terenadam banjir setinggi dada orang dewasa. Namun kata dia, saat ini air sudah mulai surut dengan ketinggian sepaha. “Waktu pertama mulai banjir (Minggu) paginya, saya langsung bawa anak saya kesini, pakai payung soalnya waktu itu gerimis,” ujarnya.

Tak heran jika warga yang terdampak banjir ini juga kerap mengeluh soal penyakit gatal-gatal, karena air hujan tersebut sudah tercemar dengan sampah maupun kotoran lainnya. “Dari puskemas udah ngasih salep (gatal), tapi kita bolak balik (jalan) di air terus, malahan dalam rumah juga udah banyak kutu air,” kata warga Dusun Krajan Utara, RT 05 RW 02, Desa Kertasari ini.

Sri Redjeki, camat Rengasdengklok mengatakan sampai saat ini pihak kecamatan belum memperbaharui data pengungsi, sedangkan untuk jumlah peserta bayi yang berada di posko banjir dapat menghubungi langsung pihak puskesmas. (mra)

Related Articles

Back to top button