GERBANG SEKOLAH

Belajar Matematika Pakai Animasi

BELAJAR DARING: Guru menjelaskan pembelajaran matematika kepada murid melalui daring. Guru menerapkan pembelajaran menggunakan animasi sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Pembelajaran Dinilai Mudah Dipahami Siswa

KARAWANG, RAKA – Kurikulum memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan akan menjadi pedoman dalam pelaksaaan pembelajaran. Dosen Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Nita Hidayati menuturkan, peranan kurikulum di sekolah sangat strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah salah satunya dengan melakukan pengembangan Program Sekolah Penggerak di Indonesia. Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi yaitu literasi dan numerasi serta karakter. Diawali dengan SDM yang unggul yaitu kepala sekolah dan guru. Di dalam kelas, pengetahuan harus dipahami tidak lagi hanya pada guru tetapi juga pada semua siswa. “Di sinilah kolaborasi antara guru dan siswa masuk. Kolaborasi juga dapat memperkaya sumber belajar antara guru dan siswa,” katanya.

Apalagi, kata dia, di era digital ini siswa berlari begitu cepat dengan penyerapan ilmu dari mana saja. Seperti dari youtube, line, twitter, atau tik-tok. Kolaborasi tercipta dari siswa yang memiliki pemahaman dalam memahami media sosial. Saling menciptakan pengetahuan dengan berbagi pengalaman belajar yang mungkin dapat menghindari pelajaran yang sama saja, membosankan dan tampak seperti buku teks.

Menurutnya Nita yang berprofesi sebagai dosen matematika, usaha dalam mengembangkan potensi siswa perlu dilakukan dengan menerapkan sebuah model pembelajaran inovatif dan konstruktif, yang nantinya akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Salah satu cara untuk mewujudkannya dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma baru pendidikan, yaitu pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan memaksimalkan interaksi antara komponen pembelajaran. “Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, yakni model Project Based Learning. Project Based Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student center) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator. Siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya,” kata dia.

Selain menerapkan model pembelajaran yang tepat, lanjut Nita, guru juga memerlukan media pembelajaran yang dapat membantu pemahaman siswa dalam menyerap materi pelajaran. Siswa akan lebih mengerti dan paham jika guru dalam pembelajaran menggunakan benda konkret atau animasi menyerupai suasana sebenarnya.
“Untuk mendukung penerapan model Project Based Learning maka salah satu media yang dapat digunakan adalah media animasi,” ujarnya.

Senada dikatakan dosen lainnya, Lesa Roesdiana mengatakan, penggunaan animasi dalam pembelajaran akan dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Kelebihan penggunaan media animasi dalam pembelajaran, yaitu menghilangkan hambatan intelektual untuk belajar, dapat membantu mengatasi hambatan fisik tertentu pada siswa, menghadirkan berbagai peristiwa dalam kontinuitas untuk memberikan pengalaman visual khusus dalam rangka pemahaman yang lebih mendalam, memungkinkan siswa untuk menciptakan tindakan nyata atau membayangkan suatu kejadian atau proses. “Kemudian dengan animasi ini berguna untuk mengevaluasi pengetahuan siswa atau kemampuan analisis mereka dalam pembelajaran materi tertentu,” tuturnya.

Lesa mengatakan, kegiatan pemanfaatan media pembelajaran animasi dalam model pembelajaran berbasis projek ini dimulai dengan koordinasi awal dengan pihak sekolah di SD Abata Karawang. Setelah mendapat persetujuan dari sekolah, pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan guru matematika di sekolah tersebut. “Materi yang diberikan adalah media pembelajaran interaktif animasi pada materi sudut. Siswa merasa puas dengan pengalaman belajar mereka dan merasa bahwa melalui media animasi ini siswa akan lebih mudah dalam memahami materi,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button