Uncategorized

Belajar Mengobati Orang di PMR

PERTOLONGAN PERTAMA: Anggota PMR SMPN Telukjambe Timur belajar merawat orang sakit.

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah erat kaitannya dengan menolong sesama terutama dalam keadaan darurat. Karena itulah tak heran jika ikut ekskul PMR dapat menumbuhkan jiwa kemanusiaan. “Yang paling senang tuh kta jadi tahu cara mengobati orang,” ucap Eggi Haeni (14), ketua PMR SMPN 1 Telukjambe Timur.

Eggi mengatakan, orang pada umunya hanya mengobati luka dengan plester dan obat merah, tapi anggota PMR diberi pengetahuan lebih. Mereka tahu aturan yang lebih mendalam saat memberi pertolongan sehingga tidak bertindak sembarangan. Selain bisa memberi pertolongan pertama, mereka juga mendapat wawasan dengan perawatan keluarga dan membuat tandu darurat.

Siswa kelas 9I ini, sebenarnya baru 1 tahun mengikuti PMR tapi sudah mendapat banyak pelajaran diantaranya tentang kebersihan dan kerapihan. Selain itu juga ia jadi lebih tahu bagaimana menjaga kebersihan ruangan pasien dan cara merawat pasien yang benar. Sebagai anggota PMR ia berpesan kepada para siswa agar tetap menjaga kesehatan dimulai dengan sederhana. “Misalnya kalau mau upacara jangan lupa sarapan, kalau lemas nanti PMR juga yang repot, terus belajar juga nanti jadi kurang fokus kalau gak sarapan.” tuturnya.

Anggota lainnya Nurul Tri Maghfirah (13), bercerita ikut PMR karena ingin tahu cara menolong orang. Siswi kelas 9I ini mengaku setelah ikut PMR lebih rajin dan lebih giat bersih-bersih rumah, ia menjadi lebih peduli terhadap kesehatan dan lingkungan. “Harus utamakan kebersihan, kalau habis jajan atau apa jangan buang sampah sembarangan,” ujarnya.

Sementara itu Rafly Mukmin (13), menyampaikan anggota PMR tidak hanya mendapat ilmu, tapi juga bisa berprestasi. PMR di sekolahnya kerap mengikuti perlombaan-perlombaan antar sekolah, pada tahun ini saja mereka menjadi juara ke-3 pertolongan pertama dalam Ajang Kreatifitas Relawan Muda (AKRM) se-Kabupaten Karawang. Selain itu mereka juga menjadi juara 2 drama kepalang-merahan atar SMP se-kabupaten.

Rafly mengaku ikut PMR sejak kelas 7, selama itu ia memahami 7 prinsip kepalangmerahan yakni kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesemestaan, dan kesatuan. “Misalnya ada 2 orang yang pingsan, ada anggota PMR yang cuma mau ngerawat yang 1 pasien tapi gak mau rawat pasien lainnya, malah dioper-oper, nah itu gak boleh kan harusnya netral,” jelasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button