Belajar Online Terkendala, Guru Keliling

DIPANTAU: Kegiatan guru di SDN 2 Nangewer mendapat perhatian Pemkab Purwakarta.
PURWAKARTA, RAKA – Belajar jarak jauh alias belajar online dianggap tidak efektif digelar di pelosok pedesaan Purwakarta. Karena banyak siswa yang tidak memiliki smartphone, serta jaringan internet yang tidak stabil.
Untuk menyiasatinya, pembelajaran juga dilakukan dengan cara jemput bola. Guru keliling alias guring. Hal tersebut dilakukan agar siswa tetap bisa menerima pelajaran. Para pendidik diharuskan membagikan buku pelajaran kepada para peserta didik. Kemudian membuat jadwal para guru untuk melakukan keliling.
“Para siswa belajar pakai buku–buku paket yang telah dibagikan. Mereka belajar di rumah-rumah baik secara masing-masing maupun dengan bimbingan para orang tuanya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto, melalui sambungan telepon.
Kegiatan belajar seperti itu menjadi salah satu alternatif bagi para siswa yang tidak bisa belajar pakai daring. Tentunya dengan bimbingan para guru dengan cara berkeliling.
“Guring itu para guru di setiap sekolah harus berkeliling. Dari satu pintu ke pintu rumah para siswa atau kelompok siswa untuk memeriksa tugas yang sudah diberikan. Kemudian juga menjelaskan tentang mata pelajaran yang tidak dimengerti oleh para siswanya,” beber Purwanto.
Sementara untuk pertanggungjawaban guru bahwa telah melaksanakan guring, mereka diminta untuk membuat laporan harian, mingguan, bahkan hingga bulanan. Tujuannya agar mereka benar-benar melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara guring untuk siswa yang tidak bisa belajar jarak jauh.
“Guru-guru diminta membuat review dan feedback. Walaupun guru tidak diwajibkan datang setiap hari ke rumah-rumah siswa, karena waktunya tidak akan cukup. Jadi para guru membuat jadwal masing-masing saat kunjungan ke rumah siswa, kemudian dibuat laporannya,” jelasnya.
Semua kegiatan guring tersebut akan dipantau secara sistematis, sehingga para guru tidak akan bisa mengelak bila tidak menjalankan kegiatan belajar mengajar. “Nanti kalau ada guru yang tidak mengajar dengan baik, akan kita berikan berupa teguran dan sanksi sesuai aturan. Baik lisan maupun tulisan, dengan berpegangan pada pedoman dan juknis serta rambu-rambu PJJ yang sudah ditentukan,” pungkasnya.
Pelaksanaan guru keliling ini, salah satunya dilakukan di SDN 2 Nangewer, Kecamatan Darangdan yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat.
Kepala SDN 2 Nangewer Tita Puspita mengatakan, selain menggunakan metode belajar secara daring maupun luring (luar jaringan), pihaknya juga menggunakan metode pembelajaran gurling atau ‘guru nguriling’ ke rumah-rumah siswa yang tidak memiliki ponsel pintar ataupun laptop. (gan)