Uncategorized

Berani Kotor, Banyak Rezeki

BERSIH BERSIH: Alen sedang membersihkan sampah di Pasar Telagasari. Pekerjaan yang terlihat jorok ini, tidak membuat Alen mengeluh. Karena dari hasil membersihkan sampah, dia bisa bertahan hidup.

Dana Desa Bisa Atasi Sampah

TELAGASARI, RAKA – Jika ada pengangguran yang mengatakan mendapatkan kerja sangat sulit. Itu salah besar. Karena jika mau berusaha, banyak pekerjaan bisa dilakoni.

Semisal bekerja sebagai petugas kebersihan yang tidak semua orang mau melakukannya. Selain bersentuhan dengan sampah, upah yang diterima pun tidak sebanding dengan resiko penyakit yang akan diderita.

Alen (50) contohnya. Meski terlihat lelat, dia tak mau tenaganya disia-siakan untuk menengadahkan tangan, dan meminta-minta kepada orang lain. “Sudah lama juga ya kerja sebagai pemungut sampah, sekalipun terlihat rada kumuh, yang kerjaan saya halal dan tidak meminta-meminta selama masih mampu. Dan pekerjaan ini setiap hari saya lakukan,” ucapnya kepada Radar Karawang.

Ia mengaku pekerjaannya ini sudah lama ia geluti, meskipun terlihat kotor karena harus mengambil sampah di got-got, kadang harus berebut dengan langkah kaki pengunjung pasar. Namun dia merasa pekerjaan ini salah satu pekerjaan mulia. Selain mendapat upah, menjaga kebersihan juga sebagian dari iman.

Saat ditemui di lingkungan Pasar Telagasari, dia mengatakan banyak hal yang membuatnya belajar. Meski usianya sudah tidak muda lagi, namun dia tak mau berhenti belajar dan banyak mengambil pelajaran dari pekerjaannya ini. “Kalau ada yang mengotori, harus ada yang membersihkan, dan tugas saya untuk membersihkannya,” katanya.

Kader lingkungan, Endang mengatakan, sebetulnya sampah bukan persoalan yang sulit, jika semua lapisan masyarakat menyadari bahwa sampah itu bagian dari kewajiban diri sendiri untuk membersihkannya. Misalnya, setiap orang setelah makan atau minuman kemasan, sampahnya dibawa atau dibersihkan. “Tidak heran jika hasil survei di 101 desa yang dilakukan oleh aktivis lingkungan, hampir semuanya memiliki tumpukan sampah liar, khususnya di tepian jalan dan jembatan,” ujarnya kepada Radar Karawang.

Menurutnya masih ada cara untuk mengatasi itu, diantaranya pemerintah desa bisa menyisihkan sedikit dana dari alokasi dana desa untuk lingkungan. “Sayangnya kepedulian itu belum diprioritaskan dibanding alokasi lainnya,” katanya.

Aktivis lingkungan yang biasa disebut Endang Sampah ini melanjutkan, agar sampah dapat dikelola dengan baik, dia inginkan salah satu desa mampu secara mandiri menjadikan sampah sebagai sumber daya di desanya. Di samping untuk peningkatan kualitas lingkungan, juga sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat desa. “Ternyata bukan perkara mudah, karena selain harus membangun struktur, kesadaran lingkungan juga harus mulai dari kebijakan anggaran dan persiapan sumberdaya manusianya,” katanya.

Camat Cilamaya Kulon Basuki Rachmat, entah ngambil dari dana mana saja, dia sangat mendukung jika di setiap desa memiliki bak sampah. Karena seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat pun akan timbul. Dia beranggapan, jika tumpukan sampah liar itu merupakan buah tangan masyarakat yang malas, serta masyarakat yang merasa sampah ini tidak akan berdampak di kemudian hari. (rok)

Related Articles

Back to top button