Beras BPNT Dikeluhkan Lagi

TUNJUKAN KARTU KPM PKH : Engkos, Ketua RT 05/04, Dusun Gebang Carang, Desa Lemahmukti, Kecamatan Lemahabang, menunjukan kartu KPM PKH yang komplain soal beras BPNT.
LEMAHABANG, RAKA – Kualitas beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kembali dikeluhkan. Jika sebelumnya keluhan itu disampaikan warga Cilamaya, saat ini keluhan itu datang dari warga Desa Lemahmukti, Kecamatan Lemahabang.
Keluhan beras yang dilontarkan tak jauh berbeda, yakni mengenai kualitas beras yang pera alias bear setelah dimasak menjadi nasi. “Setelah dimasak, nasinya jadi susah dicomot karena bear,” ujar Eroh, salahsatu warga Dusun Gebangcarang, Desa Lemahmukti.
Agar tidak terlalu pera setelah dimasak, ia pun terpaksa mencampur beras BPNT dengan beras jenis lainnya. “Kalau gak dicampur beras yang ada di rumah, makannya agak susah. Karena pas jadi nasi bercerai berai,” akunya.
Di sisi lain, masih kata Eroh, ada juga masyarakat yang tidak keberatan dengan peranya beras BPNT. Katanya, beras pera jadi agak lebih awet, karena jarang ada yang mau makan banyak. “Katanya teh beras pera mah awet karena jarang ada yang mau makan, beda sama beras pulen yang rasanya enak,” terangnya.
Sementara menurut ketua RT 05/04, Dusun Gebang Carang, Desa Lemah Mukti, Kecamatan Lemahabang Engkus, setelah turun beras BPNT yang pertama, banyak diantara masyarakat yang mengadu dan mengeluhkan kualitas beras. Karena jika dilihat dari pisik, beras memang tampak bagus. Tapi setelah dimasak, nasinya bear sulit untuk dimakan. “Banyak masyarakat yang ngadu ke saya. Tapi mudah-mudahan di turunan kedua ini bisa lebih bagus,” harapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Lemahmukti H Damung menegaskan, ada baiknya beras BPNT kembali dikelola oleh masyarakat atau pihak ketiga dari desa, ketimbang dikelola oleh Bulog yang rasanya malah membuat masyarakat mengeluh.
Bukan tanpa alasan, kata Damung, jika beras dikelola atau dipercayakan kepada pihak ketiga, kades bisa langsung menegur kepada pihak penyuplai jika ada keluhan. Tapi sejak dikelola bulog, kades hanya bisa menerima keluhan masyarakat. “Kita gak tau menau masalah kulaitas beras, ketika ada masalah, tetap saja masyarakat ngadunya ke kades,” pungkasnya. (rok)