Karawang
Trending

Berawal Suka Membaca hingga Punya Perpustakaan

radarkarawang.id – Rumah Obar Subarja, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Karawang, menjelma menjadi oase bagi peneliti sejarah. Ia mengubah sebagian kediamannya menjadi perpustakaan pribadi yang dipenuhi ribuan buku langka. Obar Subarja menyatakan perpustakaan ini dibuka demi tujuan mulia.

Hobi membaca yang diwarisi dari orang tua menjadi fondasi koleksi buku tersebut. Obar Subarja bercerita bahwa buku adalah hiburan utama masa kecilnya. “Buku itu banyak, dulu warisan,” tuturnya, yang menjelaskan koleksi buku itu terus bertambah seiring waktu.

Semangat berbagi ilmu pernah membuatnya mendirikan perpustakaan umum di masa muda. Ia menuturkan sempat memanfaatkan buku-buku koleksi untuk publik. “Waktu itu sempat digunakan untuk perpustakaan umum,” ujar Obar Subarja, sebelum kesibukan pekerjaan mengharuskannya berhenti.

Meskipun harus berpindah-pindah tugas, Obar Subarja tidak pernah meninggalkan bukunya. Ia mengungkapkan bahwa koleksinya selalu menemaninya. “Buku kemana pun Bapak pergi, itu selalu dibawa,” katanya, menunjukkan kesetiaan pada koleksinya.

Setelah menetap, ia mulai merapikan dan mendata seluruh koleksinya. Ia menjelaskan bahwa semua buku sedang diproses. “Dikasih penomeran, ini golongannya kemana, ini apa,” terangnya, meskipun proses pendataan tersebut masih berjalan.

Ia menekankan bahwa perpustakaan ini dibuat agar buku-buku lama bisa bermanfaat bagi khalayak luas. Obar Subarja mengatakan ia gembira jika ada yang datang mencari referensi. “Supaya bisa bermanfaat buat orang lain,” ucapnya, menegaskan fungsi sosial perpustakaan ini.

Koleksi buku di perpustakaannya didominasi oleh literatur sejarah yang sangat spesifik. Obar Subarja menjelaskan fokus koleksinya. “Banyaknya sejarah,” katanya. Bahkan, buku ilmu pengetahuan pun dikaitkan dengan aspek sejarahnya.

Koleksi ini sangat mendalam, bahkan mencakup sumber primer langka. Obar Subarja mencontohkan spesialisasi bukunya. “Masalah Rengasdengklok lebih dari 50 buku Rengasdengkok semua,” ujarnya, menunjukkan kekayaan literatur tematik.

Untuk memfasilitasi peneliti yang sibuk, ia mengizinkan kunjungan pada malam hari. Obar Subarja menuturkan ia sering berpesan kepada pengunjung. “Silahkan yang penting malam jam 8 sampai pagi pun gak masalah,” katanya, yang sering membuat pengunjung pulang saat subuh.

Pengunjung perpustakaan ini beragam, dari kalangan akademisi hingga komunitas diskusi. Obar Subarja mengungkapkan, pengunjungnya meliputi mahasiswa, doktor, dan peneliti. “Banyak yang akademisi,” katanya, terutama yang membutuhkan referensi sejarah mendalam.

Meski fasilitas lengkap, hambatan utama adalah pemeliharaan koleksi buku. Obar Subarja menyebut pemeliharaan buku adalah tantangan. “Pemeliharaan, jadi pemeliharaan itu cepat debu,” tuturnya, yang harus sering membersihkan koleksinya.

Ia menerapkan aturan ketat: buku dilarang dipinjam karena koleksi langka sering hilang. Obar Subarja menjelaskan alasannya. “Khawatir hilang,” katanya. Sebagai gantinya, pengunjung dipersilakan untuk memindai atau memotret dokumen yang dibutuhkan.

Obar Subarja berharap perpustakaan pribadinya terus memberikan kontribusi. Ia berharap koleksinya dapat terus bermanfaat. “Harapannya ya bermanfaat buat orang, para peneliti yang senang-senang sejarah,” ujarnya, seraya menegaskan perpustakaan ini akan tetap berstatus pribadi. (uty)

Related Articles

Back to top button