
RadarKarawang.id– Penderita tuberculosis (TBC) di Provinsi Jawa Barat (Jabar) terbanyak se-Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan tercatat ada 234.710 kasus di Jabar, diikuti oleh Jawa Timur dengan 116.752 kasus, dan Jawa Tengah dengan 107.685 kasus.
Ketiga provinsi ini memiliki populasi yang padat, sehingga risiko penularan TBC lebih besar dibandingkan daerah dengan jumlah penduduk lebih sedikit.
Selain itu, Sumatra Utara juga mencatat angka yang cukup tinggi, yakni 74.434 kasus, diikuti oleh DKI Jakarta dengan 70.387 kasus, dan Banten dengan 50.391 kasus. Di luar Pulau Jawa, Sulawesi Selatan menempati posisi teratas dengan 45.556 kasus, sementara Sumatra Selatan mencatat 37.946 kasus.
Beberapa provinsi lain dengan jumlah kasus yang cukup tinggi meliputi Lampung (31.302 kasus), Sumatra Barat (25.083 kasus), Riau (23.315 kasus), Kalimantan Timur (21.686 kasus), serta Nusa Tenggara Barat (19.215 kasus).
Sementara itu, beberapa provinsi lain juga masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TBC. Kalimantan Barat mencatat 18.583 kasus, diikuti oleh Aceh dengan 18.462 kasus, dan Nusa Tenggara Timur dengan 17.961 kasus.
Baca juga: Kades dan Direktur BUMDes di Subang Terseret Korupsi
Provinsi lain di Pulau Kalimantan, seperti Kalimantan Selatan (15.126 kasus) dan Kalimantan Tengah (7.803 kasus), juga melaporkan jumlah kasus yang signifikan. Di wilayah Sulawesi, Sulawesi Utara memiliki 14.377 kasus, Sulawesi Tengah 10.084 kasus, dan Sulawesi Tenggara 9.931 kasus.
Lebih lanjut, beberapa provinsi mencatat jumlah kasus yang lebih rendah dibandingkan daerah lain, seperti Papua (11.645 kasus), Papua Tengah (9.194 kasus), Maluku (9.307 kasus), dan Papua Selatan (6.117 kasus).
Beberapa provinsi dengan jumlah kasus yang lebih kecil meliputi Gorontalo (6.945 kasus), Bali (6.497 kasus), Papua Pegunungan (5.743 kasus), dan Sulawesi Barat (5.060 kasus). Sedangkan provinsi dengan jumlah kasus terendah adalah Papua Barat Daya (2.556 kasus), Papua Barat (3.260 kasus), dan Kalimantan Utara (3.537 kasus).
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat, dr Vini Adiani Dewi, Jabar mencatat jumlah kasus TBC tertinggi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh dalam kegiatan sosialisasi TBC di Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
“Jawa Barat tercatat tertinggi pengidap TBC di Indonesia, dengan Kabupaten Bogor dan Cirebon sebagai wilayah dengan jumlah kasus terbanyak,” ujar dr Vini, Rabu (11/6/2025).
Vini menjelaskan, tingginya angka TBC di Bogor relevan karena jumlah penduduknya yang sangat besar.
Ia menegaskan, semakin banyak kasus TBC yang terdeteksi, maka semakin besar peluang untuk pengobatan dan pencegahan.
“Semakin banyak ditemukan, semakin baik untuk mencegah dan memutus rantai penularan,” jelasnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar menargetkan 234.000 kasus TBC ditemukan dan ditangani di seluruh kabupaten/kota selama 2025.
Vini mengajak masyarakat untuk segera memeriksakan diri bila mengalami gejala, seperti batuk kronis, demam, dan penurunan berat badan, karena obat TBC disediakan gratis dan bisa menyembuhkan.
“Masyarakat Jabar jangan menunggu parah, segera periksa ke fasilitas kesehatan karena pengobatan TBC gratis,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, TBC masih menjadi penyakit mematikan secara global. Ia menyebut setiap 5 menit, dua nyawa melayang karena TBC.
“Penanganan cepat sangat penting. Saat kasus ditemukan, saat itu juga pencegahan bisa dimulai,” tegas Menkes Budi.
Menurut Budi, dari sekitar satu juta orang pengidap TBC di Indonesia, baru 850.000 kasus yang berhasil ditemukan. Ia juga menyayangkan masih adanya stigma negatif yang membuat pasien enggan berobat.
“Banyak pasien malu berobat, padahal bila ditangani cepat bisa sembuh,” tuturnya.
Tonton Juga : JAJA MIHARJA, APAAN TUH
Pemerintah pusat dan daerah menegaskan pentingnya deteksi dini, pencegahan, dan pengobatan. TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan, dan pengobatannya gratis. (psn/bst)