Bertahan Hidup Jadi Pemulung
PURWAKARTA, RAKA – Seorang nenek tua harus membanting tulang agar tetap bertahan hidup. Rumah reot yang dihuninya menjadi satu-satunya tempat untuk wanita berusia 60 tahun itu berteduh dari panasnya terik matahari dan hujan.
Nenek yang usianya sudah senja ini diketahui bernama Eti, warga Kampung Bongas RT 35/04, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.
Setiap hari, nenek Eti mencari barang-barang bekas di antara sisa limbah yang ia temukan di jalan. Setelah terkumpul, barang bekas yang didapat dijual untuk mendapatkan rupiah.
Nenek Eti tinggal seorang diri di gubuk tua yang sudah tidak lagi berdiri tegap itu seakan tinggal menunggu waktu roboh lantaran material kayu yang digunakan sudah banyak yang lapuk termakan usia. “Ya saya tinggal di sini sendiri. Untuk kebutuhan sehari-hari saya cari barang bekas sepanjang jalan Simpang sampai Kampung Cihuni,” ujar Eti saat ditemu di gubuknya, Senin (29/4).
Bahkan, saat hujan deras mulai mengguyur wilayahnya itu, Eti harus mencari tempat berteduh ke rumah tetangganya lantaran takut tertimpa atap rumahnya sendiri. “Ya kalau hujan deras dan angin saya sering numpang ke rumah bibi atau ke tetangga karna takut roboh kalau di rumah. Banyak atap yang sudah mulai lapuk,” jelas Eti dengan bahasa Sunda.
Dalam sehari, ia mengaku, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mengumpulkan barang bekas. “Saya berjalan mulai dari rumah sampai Kecamatan Pasawahan, ya paling hasilnya cuma satu karung, atau kadang satu karung setengah. Lalu saya kumpukan dulu, ya paling dijual setiap 5 hari, itupun kalau penuh. Dari hasil penjualan saya paling dapat Rp100 hingga Rp150 ribu rupiah saja,” jelasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Humas Komunitas Informasi Purwakarta Terkini, Sahril Sidik saat menyalurkan sembako hasil dari sedekah 1000 sehari dari para netizen yang tergabung dalam komunitas facebook itu. “Nenek Eti yang berumur 60 tahun itu masih tetap bersemangat menjalani hidupnya meski usianya sudah tidak muda lagi. Dirinya memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari barang-barang bekas, untuk dijual lagi,” jelas pria yang akrab disapa Boril itu.
Ia menambahkan, nenek Eti hidup sendirian di rumhnya yang sudah rapuh serta banyak kayu-kayunya juga sudah lapuk. Penyangga atapnya juga sudah terlihat rapuh. “Kami ketemu nenek Eti ini dari laporan temen-temen netizen, nah kali saluran bantuan sembako hasil dari para netizen Input dalam program sedekah 1000 sehari. Nenek Eti ini merupakan target ke 34, yang akan rutin menerima sembako dari program tersebut,” katanya. (ris)