Uncategorized

Bertani di Lahan Sempit

CILAMAYA KULON, RAKA – Melihat terbatasnya lahan, PAUD Alam Al Firdaus, Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, direncanakan menjadi percontohan kawasan rumah pangan lestari di Kabupaten Karawang. Sasaran program tersebut yaitu, agar masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumahnya sendiri sebagai lahan produktif.

Ketua Yayasan PAUD Alam Al Firdaus Heru Saleh berharap, adanya kawasan rumah pangan lestari, tingkat kepedulian masyarakat terhadap pemanfaatan lingkungan lebih meningkat. “Masyarakat harus mampu memanfaatkan lahan pekarangannya sendiri, dengan jenis tanaman yang produktif dan menghasilkan,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Di samping itu, dia berkeinginan agar Karawang yang dulu dikenal sebagai lumbung padi, bisa kembali dirasakan oleh masyarakatnya. Meski bukan hal yang mudah, namun dia yakin bisa diraih dengan semangat dan kerjasama masyarakat melalui program ini. “Saya harap masyarakat mempunyai semangat baru untuk bercocok tanam. Apalagi dengan program masyarakat produktif seperti ini,” ucapnya.

Ditambah dengan adanya pelatihan desa kawasan rumah pangan lestari, yang menghadirkan narasumber langsung dari Kementerian Pertanian, menjadikan lembaga PAUD Alam Al Firdaus ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk menimba ilmu. “Kegiatan diawali dengan latihan kepada masyarakat Desa Muktijaya agar bisa diaplikasikan. Meski sudah ada yang berjalan, namun masih belum banyak,” katanya.

Kegiatan ini dihadiri 50 peserta dari Kelompok Orangtua Peduli Pendidikan Indonesia (KOPPI), wali murid serta masyarakat lingkungan sekitar. Ia mengaku akan menerapkan praktek latihan ini kepada siswa PAUD. Sejak dini, mereka dipacu untuk mencintai dan merawat lingkungannya. “Kita juga akan perkenalkan program ini kepada siswa PAUD juga, agar mereka bisa mengaplikasikan di lingkungannya sendiri,” katanya.

Menurut pemateri dari Kementerian Pertanian, Hendra Gunawan, program ini sebenarnya sudah digulirkan beberapa tahun lalu. Khususnya bagi masyarakat perkotaan yang tidak memilik lahan, atau pekarangan rumah yang cukup luas. “Jadi kita bisa memanfaatkan lahan sekecil apapun,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Hendra, program ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja. Membutuhkan kerjasama dan kelompok masyarakat untuk saling melengkapi dari satu divisi ke divisi yang lain. Contohnya harus ada yang mengelola divisi benih, divisi sarana dan prasarana, divisi marketing dan lainnya. “Harus kerja sama antarmasyarakat jika hasilnya nanti dapat dirasakan bersama,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button