Biang Onar Pantura Masih Remaja
JATISARI, RAKA – Saat ini, para pelaku kekerasan tidak lagi dilakukan oleh orang dewasa, namun lebih banyak dilakukan oleh pelaku berusia remaja. Seperti yang kerap terjadi di Jalan Raya Jatisari. Para pengendara motor kerap diteror oleh sekelompok orang yang membawa senjata tajam.
Bahkan mereka tidak segan untuk melakukan pembacokan. Ketika ditangkap oleh anggota Polsek Jatisari, ternyata empat pelaku tersebut berusia di bawah umur.
Kapolsek Jatisari Kompol Marsono mengatakan, saat penangkapan ke empat pelaku tersebut membawa beberapa jenis senjata tajam yang berhasil juga diamankan, para pelaku sering membuat onar bahkan tidak segan melakukan kekerasan, seperti pembacokan kepada para pengendara lain. “Kasusnya bukan begal, mereka cuma melakukan onar saja dan kekerasan kepada pengendara seperti pembacokan,” ujarnya kepada Radar Karawang.
Ia mengaku, karena para pelaku masih di bawah umur, untuk selanjutnya kasus tersebut dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Karawang, berikut beberapa barang bukti. “Kita cuma mengamankan saja, untuk lebih lanjutnya kitah serahkan ke bagian PPA Polres Karawang,”ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada warga agar tetap berhati-hati saat melintasi Jalan Raya Jatisari-Sukamandi, pihaknya mengkhawatirkan masih ada beberapa pelaku onar yang masih berkeliaran dan melakukan aksinya. “Kita juga akan meningkatkan patroli malam, sebisa mungkin kita tekan potensi kerusuhan yang kapan saja bisa terjadi,” tuturnya.
Staf Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang Karina Nur Regina menyampaikan, aksi konvoi dengan membawa senjata tajam adalah salah satu bentuk kenakalan remaja. Regina menjelaskan, dari sisi psikologis faktor pendorong mereka berbuat demikian adalah terbentuknya konsep diri negatif dan emosi yang belum matang. Melihat dua hal ini, kenakalan remaja erat kaitannya dengan kematangan mental mereka. Konsep diri adalah bagaiamana seseorang memandang dirinya baik itu fisik, karakter, maupun motivasi diri. Dalam konsep diri individu mengetahui kelemahan serta kekuatan yang dimilikinya. Semestinya semua aspek ini mengarah kepada hal positif.
Namun jika persepsi individu terhadap dirinya, persepsi orang lain tehadap individu tersebut diri sendiri, dan kondisi yang diinginkan semuanya negatif, maka tentu konsep diri yang terbentuk pun negatif.
Ia melanjutkan, masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap yang kekanak-kanakan serta berusaha mencapai kemampuan berperilaku dan bersikap dewasa. Pada masa remaja ini adalah masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Kematangan mental seyogyanya berkorelasi positif dengan usia. Namun demikian, kematangan mental juga dipengaruhi bagaimana lingkungan orang tua, teman sebaya memberi perlakuan. “Usia bertambah, emosi seharusnya juga (mental) semakin matang,” ucapnya. (mal/psn)