Biasa BAB di Irigasi
KAKUS: Tempat buang air besar dan mandi banyak ditemukan di irigasi Desa Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya. Kondisi ini membuat kualitas kesehatan warga tersebut rentan diserang penyakit.
Mandi Juga Mencuci
KUTAWALUYA, RAKA – Upaya pencegahan stunting terus dilakukan sampai ke pedesaan. Kali ini, Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang menggelontorkan dana untuk pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di Desa Kutagandok.
Adang Karmat, kepala Desa Kutagandok mengatakan, ada 20 warganya yang mendapatkan bantuan dari Kementerian Kesehatan berupa pembutan MCK. Hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki sanitasi masyarakat. Adang mengaku, anggaran yang akan diterima senilai Rp100 juta untuk membangun 20 MCK, tapi saat ini baru 14 MCK yang sudah dibangun. “Karena pencairan tahap pertama ini baru 70 persen, nanti 30 persen lagi menyusul,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (14/10).
Pembangunan MCK yang diberikan ke warga, lanjut Adang, supaya dapat dimanfaatkan dengan semestinya. Sehingga tidak ada lagi yang buang hajat di saluran irigasi. Pihaknya mengaku masih banyak masyarakat yang masih memanfaatkan air irigasi untuk keperluan buang hajat, mencuci, bahkan mandi. Padahal diantara mereka ada juga yang memiliki kamar mandi sendiri. “Mungkin sudah tradisi buang air besar di irigasi, soalnya yang punya kamar mandi juga turut buang air besar di irigasi,” katanya.
Menurutnya bantuan tersebut langsung dari Kementerian Kesehatan, termasuk orang yang mendapatkan bantuan pembuatan MCK.
“Nama-nama orang yang mendapatkan bantuan saja bukan atas dasar penunjukan dari pihak desa, melainkan langsung dari pusat,” katanya.
Darsem (35) warga Desa Kutagandok bersyukur bantuan yang telah diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Pasalnya sebelum mendapatkan bantuan, Darsem seringkali buang hajat, mencuci sekaligus mandi di aliran sungai kecil. “Belum pernah punya kamar mandi, makanya sering mandi di gang (sungai kecil),” katanya. (mra)