Bocah Kelas 1 SD Terindikasi Stunting
LEMAHABANG WADAS, RAKA- Salah seorang bocah kelas 1 SD Waringinkarya 1, Kecamatan Lemahabang berinisial MSM diduga terindikasi stunting atau tubuh kerdil. Dalam kondisi normal, tinggi badang bocah usia 7 tahun bisa mencapai lebih dari 100 sentimeter. Tapi, MSM memiliki tinggi badan kurang dari 90 sentimeter. “Tidak tahu, ya memang sudah begini kecil, dari keluarga juga tidak ada yang posturnya seperti ini. Perasaan makan minum dan kebersihan mah selalu dijaga,” kata orangtua MSM, yang meminta dirahasiakan namanya ini.
Kepala Puskesmas Lemahabang H Rasidi mengungkapkan, siswa berusia 7 tahun biasanya sudah memiliki tinggi badan di atas 100 sentimeter, MSM tingginya hanya 90 sentimeter dengan bentuk postur tubuh yang mulai nampak stunting. Atas temuan itu, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas Kesehatan, dan sejumlah pihak terkait untuk tindaklanjut pendataan. “Kita mengira di Lemahabang ini gak ada, tapi saat UKS ke sekolah ternyata ada,” paparnya, disela-sela kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Waringin Karya 1.
Rasidi menyebut, stunting yang sudah menimpa MSM memang tidak ada penanganan lainnya, kecuali penambahan gizi saja agar tinggi badan setidaknya ada kenaikan walaupun sedikit karena tulangnya masih muda. Kalau ada temuan stunting, paling banyak yang dilakukan adalah upaya pencegahan dan intervensi khusus, baik ke pemerintah desa dan masyarakat kaitan 4 faktor pencegahan, yaitu mulai pola asuh, ketersediaan pangan yang cukup bernutrisi dan bergizi hingga kesehatan lingkungannya yang baik. “Ya intervensi medis juga sudah gak bisa banyak, paling lebih ke pencegahan saja ke yang lain,” paparnya.
Ia berharap, dengan adanya temuan stunting ini, masyarakat Lemahabang bisa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi stunting agar tidak ada lagi stunting di Karawang. Apalagi Karawang ini sedang kampanye zero stunting yang diprakarsai anak-anak dari fakultas kedokteran Universitas Padjajaran. Karena, Stunting itu bukan faktor gen atau bawaan orangtuanya, tapi murni karena faktor penyertanya, contohnya MSM tadi, dari orangtua saja tidak ada yang stunting. ” Ya kita selalu imbau agar memperhatikan faktor-faktor penyebabnya, karena stunting ini bukan faktor gen,” pungkasnya. (rud)