Bocah SD Dipaksa Hirup Bau Sampah
CILAMAYA WETAN, RAKA – Masalah sampah ternyata tidak hanya dialami warga Karawang kota, tapi juga dirasakan oleh Cilamaya Wetan. Akibatnya, masyarakat di sekitaran pusat pendidikan madrasah seperti MAN dan MTs Cilamaya, pegawai kantor Kantor Urusan Agama (KUA), serta warga yang tinggal dekat dengan lapangan Desa Mekarmaya, dipaksa mencium aroma sampah setiap hari.
Meski sudah dibakar, sampah yang dibuang dari rumah-rumah warga di atas tanah SDN Mekarmaya 2 tersebut, volumenya semakin mengancam kesehatan dan banjir. Apalagi letaknya di pinggir bantaran Kalen Tasrif. “Ya tidak ada tempat pembuangan lainnya, warga juga terpaksa membuang ke lokasi ini. Habisnya mau kemana lagi,” kata warga Mekarmaya sekitaran lokasi tersebut, Ibrahim.
Kasie Trantibum Kecamatan Cilamaya Wetan Eeng Haerudin mengatakan, informasi yang berhasil dikumpulkan oleh anggota Satpol PP, antara lain sampah di lokasi tersebut ternyata berasal dari rumah-rumah warga sekitar. Karena belum ada tempat pembuangan sampah sementara, meski tanah tersebut adalah milik SDN Mekarmaya 2 dan diberikan spanduk larangan buang sampah di lokasi itu. Tapi masyarakat masih cuek dan terpaksa menjadikan tanah di atas Kalen Tasrif tersebut jadi sasaran pembuangan. Padahal, tanah sekitar 50×20 meteran tersebut hendak digunakan pihak sekolah untuk membuat taman untuk kenyamanan belajar siswa. “Sudah sangat lama warga menjadikan tanah kosong milik SDN Mekarmaya 2, ini jadi sasaran pembuangan sampah, karena memang gak ada lokasi lain,” katanya.
Saat rapat koordinasi dengan pihak sekolah, sambung Eeng, Satpol PP belum menjembatani pertemuan dengan pemerintah desa, sebab pihak sekolah menginginkan komunikasi bersama pemerintah desa sebelum menjadikan tempat sampah tersebut jadi infrastruktur taman pihak sekolah.
Selain membuang, masyarakat sekitar juga sebenarnya risih dengan tumpukan sampah di lokasi tersebut, sehingga harus dibuatkan tempat pembuangan sampah yang jauh dari pemukiman. “Ini akan kita diskusikan dulu dengan pemerintah desa, karena kan dampaknya bukan warga saja tapi ke fasilitas lain seperti sungai, madrasah dan kantor pemerintah jadi bikin gak nyaman,” ungkapnya. (rud)