Minyak Curah Goyang Harga Gorengan

KHAWATIR BANGKRUT: Romadon (39) pedagang gorengan di Jalan Rengasjaya khawatir kalau minyak curah dilarang, keuntungan yang dia peroleh semakin merosot karena mahalnya harga minyak kemasan.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Pemerintah berencana melarang peredaran minyak goreng curah mulai tahun 2020. Nantinya, pemerintah bakal menggantinya dengan minyak goreng kemasan. Hal ini justru membuat para pedagang gorengan khwatir terjadi penurunan omset.
Romadon (39) pedagang gorengan yang biasa berjualan di Jalan Rengasjaya No 1 Rengasdengklok Selatan, merasa keberatan larangan minyak curah yang diperjualbelikan di toko-toko sembako. Sebab selama ini Romadon selalu menggunakan minyak curah, karena harganya lebih murah dibanding minyak yang sudah dikemas. “Saat ini harga minyak curah per kilo sudah sampai Rp11 ribu, yang biasanya Rp9 ribu sampai Rp10 ribu,” ungkapnya kepada Radar Karawang, Selasa (8/10).
Dalam kesehariannya, lanjut Romadon, dia menggunakan 3,5 liter minyak goreng curah untuk berdagang gorengan dari pukul 13.00 WIB sampai 21.00 WIB. Dia mematok harga Rp2.000 untuk tiga buah gorengan. Dengan patokan harga tersebut, pendapatannya kurang stabil. “Sekarang saja penghasilan kotor setiap hari Rp300 ribu saja susah, gimana kalau minyak gorengnya naik,” katanya.
Menurut informasi yang diterima Romadon, dalih pemerintah melarang peredaran minyak curah di warung-warung, dikarenakan minyak curah tidak higenis alias merusak kesehatan. Padahal selama dirinya berdagang selama 10 tahun belum ada para konsumen maupun langganannya yang mengeluh soal penyakit. “Selama saya disini belum ada tuh yang sakit, kalaupun ada yah itu kan kembali lagi ke pedagangnya masing-masing,” katanya.
Berbeda dengan Aman (46) pedagang gorengan keliling, dirinya belum mengetahui rencana akan larangan beredarnya minyak goreng curah. Dia mengaku sehari-hari sering menggunakan minyak curah untuk membuat gorengan. “Sudah biasa pakai minyak kiloan, malah saya belum tahu kalau mau dilarang itu,” katanya.
Menurut Aman, dirinya tidak mengambil pusing dengan adanya rencana larangan tersebut. Tapi jika harga minyak dalam kemasan lebih mahal, tentu akan berdampak pada harga gorengan. “Kalau harga segitu kan masih lumrah, tapi kalau minyaknya naik mungkin saja nanti harganya jadi seribu untuk satunya,” pungkasnya. (mra)