KARAWANG

Budaya Toleransi Sudah Terkikis

KARAWANG, RAKA – Kalau toleransi sudah tidak bisa menjadi budaya dalam bersosial lagi, maka jangan pernah berharap bisa menjadi bangsa yang besar.

“Bagaimana cara kita untuk menumbuhkan rasa toleransi jiga untuk bersatu saja sudah tidak mau,” ucap Pemerhati Masalah Sosial Ahmad Rohiman, belum lama ini. Rohiman berbicara soal budaya toleransi yang semakin terkikis di lingkungan masyarakat saat ini. Dia menilai akan sulit untuk menumbuhkan rasa toleransi karena saat hendak mengingatkan orang sekalipun, terkadang sudah dianggap salah.

Rohiman mengakui memang amat sulit namun bisa saja melakukannya dengan cara memulai dari diri sendiri. “Ketika kita mempelajari sebuah ilmu, janganlah hanya sebatas tekstual saja tetapi perlu juga mempelajari secara kontekstual, agar kita memahami betul apa esensi ilmu yang sedang dipelajari,” ucapnya.

Selain itu, dia juga menyarankan agar mengubah sudut pandang dalam menilai sesuatu. Mulailah menilai dengan cara yang moderat. Karena belum tentu benar jika menilai sesuatu yang buruk dari satu sisi saja. Bisa saja sesuatu itu memiliki nilai baik jika dilihat dari sisi yang lainnya. “Dalam sebuah forum diskusi yang saya ikuti beberapa waktu yang lalu, intoleransi diakibatkan oleh tidak adanya rasa nasionalisme dan kurangnya literasi,” ucapnya.

Namun bagi Rohiman, tidak hanya itu saja tetapi intoleransi bisa saja terjadi akibat dari rendahnya pemahaman seseorang tentang sesuatu. Jadi, hanya mendengar lalu terprovokasi. Atau bisa juga akibat dari seseorang mempelajari sesuatu hanya sebatas tekstual, tidak dibarengi dengan kontekstual. Sehingga, ia mudah untuk terprovokasi, hingga akhirnya timbul intoleransi diantara kedua belah pihak yang berbeda. (ari)

Related Articles

Back to top button