Budidaya Jamur Tiram Menjanjikan

MENJANJIKAN: Haji Uduy menunjukkan jamur tiram yang ditanamnya.
PURWAKARTA, RAKA – Usia boleh tak lagi muda, namun semangat Uduy untuk berwirausaha tidak pernah surut.
Pria berusia 61 tahun itu terbilang sukses budidaya jamur tiram. Dia memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya di Kampung Babakansawah, Desa Gandamekar, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. “Saya budidaya jamur tiram ini sejak 4 tahun terakhir,” ujar kakek yang akrab disapa Haji Uduy itu.
Uduy mengatakan, budidaya jamur tiram di atas lahan seluas 4×12 meter bisa menampung baglog atau sekitar 3.000 bibit. Dari jumlah tersebut menghasilkan 9 kilogram jamur tiram setiap harinya. Hasil panen bertambah banyak sekitar 30 kilogram jika tiba masa panen raya. “Jamur tiram ini setiap hari panen, hanya saja waktunya tidak bersamaan. Jika satu baglog sudah berjamur maka akan kembali muncul pada minggu depan. Berbeda dengan panen raya semua baglog bersamaan muncul jamur,” katanya.
Saat ini, dia memiliki konsumen mulai dari kalangan rumah tangga hingga dijual ke tengkulak dengan harga Rp11.000 per kilogram. “Sekarang harga sedang bagus Rp11.000, biasanya Rp8.000 per kilogram,” imbuhnya.
Tak hanya budidaya jamur tiram, Uduy juga handal membuat baglog atau tempat pembibitan budidaya jamur tiram yang dijual kepada para pelanggannya. “Saya mampu memproduksi baglog lima kali, bahkan lebih dengan rentang jarak satu minggu. Setiap bulan ada saja yang pesan baglog, per satu saya jual Rp2.500,” kata dia.
Adapun bahan dasar pembuatan baglog menggunakan serbuk gergaji, air, sekam dan penunjang lainnya. Setelah itu, kemudian diaduk lalu dikemas ke dalam plastik dan masuk pada proses pengukusan. Setelah itu baglog didinginkan di atas rak yang sudah tersedia. “Pembuatan bibit baglog itu disebut pemutihan, prosesnya selama 55 hari. Hari ke 60 baglog mulai produksi pertama dan selanjutnya rentang satu minggu sekali akan muncul jamur tiram. Tentunya disiram setiap hari agar tetap subur,” ujar Uduy.
Budidaya jamur tiram tidak mengganggu bisnis Uduy yang lain yaitu produksi beras. Karena hanya perlu melakukan penyiraman sehari satu kali. “Saya kira budidaya jamur adalah usaha santai, bisa dilakukan oleh siapa saja,” tuturnya. (gan)