HEADLINE

Bulan Ini, 74 Tahun Lalu, Pembantaian Rawagede

RAWAMERTA, RAKA – Bulan ini, 74 tahun yang lalu ada peristiwa berdarah di Desa Balongsari, Rawamerta. Tercatat 431 warga Kampung Rawagede dibantai oleh pasukan Belanda saat agresi militer pertama. Mengingat hal itu, Masyarakat Karawang Bersatu (MKB) menggelar Napak Tilas 912 Ngarumat Jagat di halaman Monumen Rawagede, Rawamerta. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, dari Kamis sampai Sabtu (11/12), dan diikuti oleh 175 komunitas. Kemudian kegiatan itu diisi berbagai acara seperti kirab merah putih, zikir bersama, ngarak tumpeng, penghijauan, dan puisi Aing Karawang yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri.

Ketua Pelaksana Ngarumat Jagat Rere mengatakan, kegiatan ini untuk mengingatkan bagaimana harus menjaga dan menghormati budaya leluhur. Selain itu, di Desa Balongsari ini juga ada sejarah yang harus diingat, yaitu sejarah Jakatingkir dan tragedi 9 Desember 1947. “Ada 431 warga Rawagede menjadi korban pembantaian tentara Belanda,” imbuhnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengaku perihatin dengan kondisi alam dan budaya Karawang yang sebenarnya memiliki pesan luhur, namun saat ini banyak dilupakan. Kata Rere, dalam momentum ini, setidaknya mengingatkan masyarakat luas bahwa Karawang memiliki budaya dan akar leluhur kuta yang patut dijaga. “Kita juga berpesan kepada semua komunitas yang hadir untuk terus konsisten dan komitmen terhadap perjuangan kita menjaga alam Karawang,” imbuh Rere.

Anggota Komisi III DPRD Karawang Taufik Ismail merespon postif dengan acara Napak Tilas 912 Desember Ngarumat Jagat, dia berharap kegiatan tersebut bisa dilaksanakan setiap tahun. Kata Pipik, Monumen Rawagede merupakan saksi sejarah bagaimana para pendahulu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Mereka yang dibantai adalah orang-orang yang tidak bersalah. Itu bukti bahwa untuk kemerdekaan ini tidak mudah,” katanya.

Selain itu, kata Pipik kegiatan ini juga diikuti oleh berbagai komunitas, sehingga bisa membuka ruang kepada pelaku seni maupun komunitas untuk mengekspresikan keahliannya. “Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut,” kata Fraksi PDIP.

Acep Jamhuri mengatakan, kedepannya Dinas Pariwasata dan Budaya harus memiliki agenda yang jelas, seperti Ngarumat Jagat ini. “Saya sudah bicara ke Parbud (Pariwisata dan Budaya). Jadi setiap event masyarakat itu dijadikan event tahunan,” katanya usai membacakan puisi Aing Karawang di halaman Monumen Rawagede.

Sebagaimana diketahui, data korban tindakan militer Belanda di Rawagede pada 9 Desember sebanyak 431 orang, 1 Januari-Oktober sebanyak 35 orang, dan 1 Juli-November 17 Orang. Kemudian korban yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang. (mra)

Related Articles

Back to top button