KARAWANG

Bumdes Dibentuk, Lalu tak Berjalan

BICARA BUMDES: Para kepala desa se-Kabupaten Karawang dikumpulkan untuk membicarakan masalah Bumdes.

KARAWANG, RAKA – Hampir semua desa di Karawang sudah membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Namun pada pelaksanaannya, tak sedikit Bumdes di Karawang yang stagnan dan kurang optimal.

Tenaga Ahli Kementerian Desa Judo Bintoro mengatakan, kegiatan inovasi pengembangan ekonomi lokal di setiap desa perlu menjadi perhatian. Semua desa seharusnya mampu melakukan pengembangan ekonomi lokal dengan potensi yang ada di desa masing-masing. “Salah satunya melalui Bumdes. Tapi di Karawang banyak yang stagnan,” ucapnya, kepada Radar Karawang, usai kegiatan desiminasi program pilot inkubasi inovasi desa pengembangan ekonomi lokal yang dilaksanakan di Indo Alam Sari, Senin (9/12).

Melalui kegiatan tersebut, kata dia, diharapkan semua desa yang ada di Kabupaten Karawang pada tahun 2020 nanti bisa mengembangkan kegiatan perekonomian. Ada empat desa yang menjadi pilot projek. Diantaranya Desa Bengle, Desa Sedari, Mekarbuana dan Srikamulyan. “Bengle budi daya magot, Mekarbuana kopi, Sedari pantai. Diharapkan desa lain bisa mereplikasi empat desa yang jadi pilot projek itu untuk menjalin kemitraan,” paparnya.

Kepala Desa Balonggandu Suhana mengatakan, pada tahun 2020 nanti pemerintah desa diwajibkan untuk mengembangkan Bumdes dengan penyertaan modal yang dialokasikan dari dana desa. “Balonggandu pengembangannya ke pasar desa dan jasa pengangkutan sampah. Armada sudah kita siapkan dan akan beroperasi bulan Januari 2020,” katanya.

Kepala Desa Cikampek Barat Tati Nurbingah mengatakan, di wilayahnya hanya ada kegiatan usaha masyarakat yang menjadi potensi ekonomi yaitu budi daya ikan cupang. “Paling ya ke cupang, karena potensinya cupang,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Kondangjaya Dadang mengaku belum ada pengembangan kegiatan ekonomi di desanya. “Nanti setelah kegiatan ini kita rapatkan kembali,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button