KOTABARU, RAKA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wancimekar menjalankan bisnis pembuatan topi. Meski sudah berjalan dari 2017, tenaga kerja yang diserap BUMDes baru 3 orang.
Winta, Direktur BUMDes Wancimekar menyampaikan, saat ini BUMDes Wancimekar bergerak di bidang produksi topi. Ia melihat, produksi topi menjadi salah satu jenis usaha yang potensial di Wancimekar. Karena, hampir sebagian besar para pelaku usaha di Wancimekar bergerak dalam produksi topi. “Sangat potensial sebenarnya usaha produksi topi ini. Karena hampir sebagian besar warga juga usahanya topi,” kata Winta, kepada Radar Karawang.
Usaha produksi topi tersebut, katanya, sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu dengan biaya penyertaan modal sebesar Rp130.000.000 dari desa. Uang tersebut ia gunakan untuk membeli mesin jahit sebagai alat untuk memproduksi topi, membayar PPH dan untuk BUMdes bersama. “BUMDes bersama Rp10 juta, PPH Rp14 juta dan sisanya dibelikan 14 mesin. Saat ini kita punya aset 14 mesin jahit,” katanya.
Menurutnya, dengan bergeraknya BUMDes pada usaha produksi topi, setidaknya mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Desa Wancimekar walaupun hanya 2 sampai 3 orang. “Yang kerja juga orang sini semua. Lumayan lah untuk ngurangin pengangguran,” katanya.
Ia juga mengatakan, awalnya BUMDes Wancimekar ia kelola untuk memberikan simpan pinjam bagi para pelaku ekonomi di desanya. Hanya saja karena kegiatan simpan pinjam tidak berjalan baik. Maka digantikan dengan produksi topi. “Awalnya simpan pinjam. Tapi gak pada bayar karena nyangkanya uang hibah dari pemerintah,” ungkapnya.
Encas (42), seorang pegawai yang menjadi pekerja di produksi topi BUMDes Wancimekar mengatakan, sejak adanya usaha produksi topi yang dijalankan oleh BUMDes. Ia dan istrinya yang memiliki keahlian menjahit mengaku merasa terbantu dengan menjadi tenaga kerja di tempat tersebut. “Alhamdulillah orderan selalu ada. Lumayan lah jadi penghasilan,” katanya. (nce)
