Cegah Kekurangan Darah pada Remaja
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pemerintah daerah sedang gencar mencegah penyakit anemia pada remaja, terutama remaja putri karena akan sangat berbahaya ketika mereka mengalami kehamilan.
Kepala Puskesmas Telukjambe Barat Nur Khoerriyah, melakukan sosialisasi tentang pencegahan anemia pada wanita usia subur dan remaja putri kepada para siswi SMAN 1 Telukjambe Barat. “Langkah nyata untuk menurunkan angka kejadian anemia yaitu dengan mengonsumsi tablet tambah darah. Tablet tersebut dapat dikonsumsi selama menstruasi sehari 1 tablet. Dan selanjutnya pada waktu tidak menstruasi seminggu sekali 1 tablet selama 4 bulan,” ucapnya, pada puluhan siswa SMAN 1 Telukjambe Barat, Rabu (8/5).
Ia mengungkapkan, salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi. Anemia yang dialami remaja putri, lanjut Nur, akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR). “Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah (TTD) , dan hari ini diharapkan siswi bisa mengetahui dengan jelas paparan yang kami informasikan ,” ucapnya.
Agus, kepala SMAN 1 Telukjambe Barat mengaku dengan adanya sosialisasi itu diharapkan remaja putri memahami TTD yang diberikan pihak sekolah tersebut mengandung 200 mg zat besi dalam bentuk ferro sulfat/ferro fumarat atau ferro glukonat dan 0,25 mg asam folat. “Anak-anak SMA harus mulai diajak mengerti, mengetahui cara minum obat dan makan sehat. Ketika menikah dan hamil, mereka adalah calon ibu yang harus disiapkan agar tidak stunting atau kerdil,” jelasnya.
Intervensi itu, bukan saja dari Kemenkes saja juga Bupati Karawang dalam upaya perbaikan gizi dibagi menjadi intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Untuk intervensi gizi spesifik dilakukan melalui pemberian TTD dan promosi serta suplemen gizi makro dan mikro.(yfn)