Purwakarta

Cegah Stunting, Dinkes Karawang Gelar Jambore Kader Posyandu

KARAWANG, RAKA – Program Strategi Komunikasi menjadi program terbaru dalam menangani kasus stunting di Kabupaten Karawang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengadakan jambore tingkat kabupaten bagi sebanyak 600 orang peserta dari 50 puskesmas se-Kabupaten Karawang. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nurmala Hasanah mengatakan, saat ini jumlah seluruh kader posyandu di Karawang ada 11.875 orang. Terdapat 2.375 jumlah posyandu yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Hari ini kita mengundang 500 orang kader posyandu dan mereka didampingi oleh pendamping 2 orang dari puskesmas yaitu kepala puskesmas dan petugas promkes. Jadi total ada 600 peserta jambore kader yang hadir sekarang. Secara keselurahan ada sebanyak 11.875 kader dari 2.375 posyandu yang ada di Kabupaten Karawang,” kata Nurmala Hasanah, Selasa (18/7).
Dia menambahkan, saat ini terdapat penambahan program terbaru untuk menangani kasus stunting. Program ini berupa strategi komunikasi dengan melibatkan seluruh stakeholder pentahelix. Selain itu ada pula tujuh gerakan yang akan dilakukan oleh pemerintah.
“Kita ini untuk mengintervensi bukan hanya intervensi spesifik saja tapi sensitif juga, jadi semua OPD bersama stakeholder pentahelix punya inovasi. Khususnya kami sudah ada inovasi terbaru yaitu strategi komunikasi untuk mencegah stunting. Ada tujuh gerakan mencegah stunting, ini untuk promotif preventif supaya tidak ada lagi bayi dan balita yang mengalami stunting,” tambahnya.
Dia melanjutkan, pada tahun 2023 ini terdapat sebanyak 11 posyandu baru yang telah terbentuk. Posyandu baru tersebut telah mengalami proses verifikasi terlebih dulu. Pemerintah Kabupaten Karawang mengeluarkan sebesar Rp11,4 miliar untuk pembayaran insentif kader posyandu.
Dijelaskannya, masyarakat perlu mengkonsumsi tablet tambah darah, kemudian melakukan pemeriksaan ibu hamil minimal enam kali. Setelah itu mengkonsumsi protein hewani setiap hari. Dilanjutkan dengan mendatangi posyandu setiap bulan. Diperlukan juga pemberian ASI ekslusif kepada bayi sampai enam bulan, mengaktifkan kembali jamban sehat dan terakhir mencuci tangan menggunakan sabun.
Kasus tertinggi stunting terjadi di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh pola asuh dan pemberian asupan makanan kepada anak kurang tepat. Sementara itu di wilayah Pakisjaya menjadi daerah dengan kasus stunting 0.
“Para remaja kita juga banyak mengkonsumsi makanan siap saji, makanya kita geser upaya intervensi bukan hanya di 1.000 hari pertama kehidupan, tapi juga ke calon pengantin dan remaja,” jelasnya.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengungkapkan, telah ada 85 anak stunting yang diberikan pembiayaan dari PT Nestle Indonesia. Sejauh ini IPM Kabupaten Karawang sebesar 72,64 persen. Dia telah memberikan arahan kepada Bappeda untuk memberikan tambahan dana sebanyak Rp2,8 milliar untuk insentif kader posyandu pada tahun 2024 mendatang. (rls)

Related Articles

Back to top button