HEADLINEKarawang

Lokasi Baru Pasar Beras Johar Sudah Ditentukan

TIMBULKAN KEMACETAN: Bongkar muat truk pengangkut beras di lakukan di pinggir Jalan Wirasaba. Kondisi ini sering menimbulkan kemacetan.

KARAWANG, RAKA – Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang berencana akan memindahkan Pasar Beras Johar ke Jalan Baru Lingkar Klari-Tanjungpura. Soalnya, lokasi saat ini tidak representatif karena sering menimbulkan kemacetan. Tapi, paguyuban Pasar Beras Johar tidak setuju dengan rencana tersebut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang mengatakan, sebaiknya para pedagang di Pasar Beras Johar jangan terlalu khawatir, jika lokas pasar dipindahkan. “Mereka jangan terlalu khawatir, siapa tahu di sana mereka lebih maju, orang kan kalau butuh pasti mencari,” tuturnya, Jumat (18/10).

Widjojo menjelaskan, relokasi pasar beras tersebut diinisiasikan untuk mengurai kemacetan disepanjang Jalan Wirasaba. Berdasarkan hasil studi kelayakan, tempat baru di Jalan Baru Lingkar Klari-Tanjungpura. “Studi kelayakan sudah selasai, sudah bagus, sudah layak dibangun (pasar) di sana,” terangnya.

Meski demikian, ia mengakui belum ada keputusan apakah pembangun akan dikelola oleh pihak swasta atau pemda. Menurutnya butuh modal besar sekitar Rp80 miliar untuk membangun pasar yang direncanakan seluas 3 hektare tersebut. Ia juga menekankan kembali agar pedagang jangan terlalu khawatir. “Kita kan perlu pendekatan, tidak akan tiba-tiba begitu saja. Pemerintah itu bukan untuk menyengsarakan masyarakat, tapi untuk menertibkan,” jelasnya.

Sementara itu, meski belum ada sosialisasi resmi relokasi Pasar Beras, paguyuban pedagang beras Johar merasa keberatan apabila nantinya para pedagang direlokasi ke lokasi baru. “Kalau pemda mau membangun pasar baru, pedagang tidak bisa melarang. Tapi kalau dipaksa relokasi, sepertinya pedagang keberatan,” ungkap Sri Narbito, ketua Paguyuban Pedagang Beras Johar.

Alasan keberatannya, lanjutnya, karena tidak semua pedagang mampu secara finansial untuk membeli toko baru. Terlebih menurutnya, banyak pedagang di dalam pasar yang belum lama menempati toko dari masa hak pakainya yang sekitar 20 tahun. “Apakah nanti mereka diberi kompensasi? Kalau dipaksakan relokasi, mereka belum tentu mampu beli kios lagi di sana,” ungkapnya lagi.

Sri mengaku, banyak pembicaraan dari investor mengenai pembangunan pasar beras tersebut. Ia juga khawatir nanti kemungkinan banyaknya investor dari luar kota yang masuk ke pasar tersebut yang mengakibatkan pedagang lokal kalah bersaing. Ia juga mengakui, bahwa keadaan Pasar Beras Johar saat ini cukup meningkat. Banyak pedagang baru yang menyewa toko di pinggir jalan yang menyebabkan kemacetan. Meski demikian menurutnya, hal tersebut tidak bisa menjadi alasan pemda untuk merelokasi mereka. Sebab menurutnya, kemacetan hanya terjadi sesaat di jam-jam tertentu. “Sebenarnya, ya di sini masalahnya kalau pagi macet, tapi dari jam 6 sampai jam 8 saja. Tapi kan sudah dijaga Dishub, kalau sudah jam 8 ya sepi lagi. Kalau lagi ramai ya paling sampai jam 11,” terangnya.

Menurutnya, pemda sebaiknya menerapkan sistem satu arah di Jalan Wirasaba, truk diarahkan melalui jalan ke di tengah pasar untuk mengurai kemacetan. “Di pasar juga kan ada jalan di tengah-tengah, cuma sekarang lagi dipakai relokasi pedagang sementara. Sudah dikemukakan, tapi Dishub juga tidak bisa apa-apa karena membuka jalan itu tergantung kepentingan pengelola pasar,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button