CIKAMPEK

Pemanis Buatan Picu Obesitas

CIKAMPEK, RAKA – Makanan saat ini yang banyak disukai oleh anak-anak hingga dewasa adalah minuman manis dan makanan manis. Padahal menurut Programer Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Cikampek Sintia Ampera Dewi, pemanis buatan sebagai pengganti gula sangat berbahaya. Meski memiliki nilai harga yang ekonomis. Namun memberikan dampak tidak baik untuk kesehatan, salah satunya diabetes tipe 2. “Selain diabetes, pemanis buatan akan membuat tubuh kita cepat besar secara terus menerus, tentunya akan memicu terjadinya obesitas,” akunya kepada Radar Karawang.

Dari sebuah studi, yakni San Antonio Heart Study, ditemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi lebih dari 21 soda diet per minggu berisiko 2 kali lebih besar memiliki berat badan lebih dan mengalami obesitas daripada yang tidak Studi lain terhadap berbagai etnis di Amerika Serikat menemukan bahwa konsumsi rutin soda diet justru berhubungan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik sebesar 36 persen dan diabetes tipe 2 sebesar 67 persen. Efek samping lain yang terjadi akibat mengonsumsi pemanis buatan adalah gangguan pada indera pengecap. Rasa makanan atau minuman yang dimakan akan berubah akibat penambahan pemanis buatan. Pada dasarnya, pemanis buatan memiliki intensitas rasa manis yang jauh lebih kuat ketimbang gula pasir atau gula jagung, sehingga reseptor gula di lidah akan terstimulasi berlebihan.

Akibatnya orang-orang yang rutin menggunakan pemanis buatan akan mengecap rasa yang kurang manis meski buah yang dimakan sudah cukup manis. Bahkan, makanan-makanan yang tidak manis seperti sayur pun dapat terasa tawar. Kondisi teburuk yang mungkin terjadi akibat konsumsi pemanis buatan adalah seseorang bisa saja menghindari makanan sehat yang mengenyangkan dan bergizi dan justru lebih banyak mengonsumsi makanan dengan perisa buatan yang nilai gizinya rendah. (mal/psn/jp)

Related Articles

Back to top button