Pendidikan ABK Minim Perhatian
Tidak Ada Dukungan Anggaran
KOTABARU, RAKA – Tak hanya lembaga pendidikan umum, Pemda Karawang juga diminta memperhatikan lembaga pendidikan yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Saat ini, pendidikan ABK dinilai minim perhatian pemerintah, terutama dukungan anggaran.
Kepala SD Alam Jomin Tini mengatakan, selain buruknya pendidikan di Karawang serta kepedulian pemerintah untuk anak-anak yang memiliki berkebutuhan, khusus juga masih rendah. Tengok saja sedikitnya anak-anak yang tidak seperti anak-anak pada umumnya itu tidak pernah mendapatkan perhatian. “Mereka sulit untuk bergaul dan hidup di lingkungan masyarakat sudah seharusnya pemerintah juga menyediakan sekolah maupun bantuan untuk mereka terutama dalam pendidikan,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Senin (3/3).
Untuk di sekolah yang dipimpinnya itu, lanjutnya, ada 15 ABK, belum lagi di sekolah lain. “Sejak dulu dengar mau ada bantuan dari pemerintah tapi sampai sekarang belum ada juga perhatian dari pemkab,” tambahnya.
Ketua PGRI Kabupaten Karawang Nandang Mulyana mengaku sampai saat ini belum ada program untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak autis terkait pendidikan. Dirinya meminta untuk di tahun ini Dinas Pendidikan seharusnya merencanakan program bantuan untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. “Seharusnya diprogramkan di anggaran perubahan dengan menggunakan anggaran dari APBD,” paparnya.
Dirinya juga prihatin saat menengok salah satu yayasan yang menerima pendidikan khusus untuk anak-anak autis di Karawang, itu juga belum tersentuh oleh pemerintah Dinas Pendidikan. Maka ke depan Dinas Pendidikan harus menganggarkan segala kebutuhan anak-anak autis agar bisa tetap sekolah. “Kalau bisa buat seperti dana BOS, jadi setiap tahunnya mereka bisa mendapatkan bantuan,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, saat ini dirinya juga belum memiliki data anak autis di Kabupaten Karawang. Sedangkan untuk yayasan tercatat kata Nandang ada sebanyak 30 anak autis yang memiliki pendidikan dengan menggunakan biaya dari keluarga si anak sendiri. “Kita pengennya bantuan untuk anak-anak autis nanti itu berlaku buat semua orang, mau miskin mau kaya tetap mendapatkan bantuan,” tuturnya.
Sedangkan saat ini beruntung bagi anak autis yang bersekolah di salah satu yayasan di Karawang. Berbeda dengan keluarga yang tidak mampu, mungkin kata Nandang, jangankan untuk sekolah pendidikannya untuk mengurus hidupnya saja sudah pas-pasan. “Prihatin kalau saya lihat, gimana nasib yang keluarga tidak mampu karena pendidikan adalah hak semua orang tidak ada batasan,” jelasnya. (mal)