CIKAMPEK

Upah Buruh Tani Kecil

TANAM PADI: Meski upah kecil, tapi buruh tani di Banyusari tetap bertahan dengan pekerjaannya. Tidak memiliki pekerjaan lain, membuat mereka tetap bertahan meski tak cukup untuk menghidupi biaya sehari-hari.

Rp30 Ribu Sehari

TIRTAMULYA, RAKA – Kesejahteraan buruh tani masih belum terangkat. Upah harian mereka masih terlalu kecil, hanya mendapatkan Rp 30 sampai 50 ribu dalam setiap ada garapan penanaman perharinya.

Meski demikian, sejumlah buruh petani yang bercocok tanam di lahan pesahan Kecamatan Tirtmulya, tidak sedikitpun mengeluh dalam menjalani pekerjaan tersebut. Sebab, selain bisa membantu ketahanan pangan juga bisa merajut tali persaudaraan.

Karsini (52) warga Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari misalnya, meski sudah puluhan tahun menjadi buruh tani, namun tidak membuat kehidupannya lebih baik sampai saat ini. “Penghasilan buruh tani tidak menentu, hanya mendapatkan Rp 30 ribu sampai 50 ribu perharinya. Itu juga kalau ada pekerjaan,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Minggu (19/1).

Menurutnya, penghasilan yang didapatkannya jauh dari kata sejahetra. Apalagi, dia harus mensekolahkan anaknya, bahkan untuk keperluan sehari-hari pun, kadang pinjam sama tetangga. “Mau gimana lagi, dari pada diam di rumah, mendingan menjadi buruh tani,” ungkapnya.

Ia berhrap, kepada pemerintah untuk meningkatkan harga padi, agar upah yang didapatkan buruh tani bisa meningkat. “Harusnya, pemerintah memperhatikan para petani. Soalnya, berkat jasa para petani, kita bisa makan beras,” harapnya.

Emi (70) warga Desa Kutaraharja Kecamatan Banyusari, meski pengahasilan buruh tani tidak besar. Namun, ada kepuasan tersendiri menjalani pekerjaan tersebut. Sebab, selain bisa membantu ketahanan pangan juga bisa merajut tali persaudaraan. “Gajinya sih kecil, harusnya kita diperhatikan oleh pemerintah. Soalnya, berkat jasa petani, kita bisa makan beras,” pungkasnya. (acu)

Related Articles

Back to top button