Ban Bekas Tangkal Abrasi

CILAMAYA KULON, RAKA – Abrasi menjadi momok menakutkan bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Karawang, seperti Sedari, Cemarajaya dan Cibuaya. Namun, pemandangan berbeda justru terjadi di wilayah pantai bagian lain seperti Betokmati, Ciparagejaya, Pasirputih, Tangkolak dan Muara. Di daerah tersebut justru bermunculan tanah timbul.

Selain sukses menahan abrasi dan rob dengan mangrove, para penggiat pesisir di Betokmati hingga Muara juga masif menahan gelombang abrasi dengan alat-alat manual. Seperti ban sepeda motor bekas.
Nelayan Pasirputih, Suhaeri mengatakan, pantainya selalu dirawat agar tidak terjadi abrasi. “Sudah lama mangrove ditanam dan tumbuh. Bahkan sekarang semakin dilirik menjadi lokasi-lokasi ekowisata,” ungkap Suhaeri kepada Radar Karawang, Kamis (13/9) kemarin.

Awalnya, cerita Suhaeri, kesadaran masyarakat pesisir sebatas penyelamatan laut. Selain mangrove, kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas) dan masyarakat pesisir juga membuat sabuk pantai manual menggunakan ban sepeda motor bekas. “Jumlah bannya ribuan. Kita pasang sambung menyambung sekitar 50 meter agar gelombang yang membawa pasir terhenti, dan menyimpan material pasir dan tanah sehingga muncul tanah timbul baru,” ujarnya.

Ia melanjutkan, warga membeli ban bekas di Telagasari. Harganya murah, cuma Rp500. “Tapi yang mahal adalah biaya angkutnya ke pantai. Sebab dalam sekali beli itu sampai ribuan,” tuturnya.

Menurut Suhaeri, bukan perkara mudah dan instan menyusun, mengikat ban-ban bekas itu agar tersusun rapi dan dipasang di bibir pantai. Butuh banyak tangan dan waktu beberapa hari, apalagi jumlahnya ribuan. “Tapi ada kepuasan tersendiri saat menyusun dan bisa membuahkan hasil yang bermanfaat untuk kelangsungan pantai di Pasirputih ini. Insya Allah dalam waktu setahun sudah ada tanah timbul,” katanya. (rud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here