CILAMAYA KULON, RAKA- Trauma akibat angin ribut 5 tahun lalu, kembali terjadi di Dusun Kopo Timur RT 08/04, Desa Muktijaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Jumat (11/1) siang, angin puting beliung berdurasi sekitar 6 menit menggulung puluhan rumah dan pepohonan hingga tumbang. Data dari Pemerintah Desa Muktijaya, total ada 42 rumah rusak akibat angin ini.
Tak hanya itu, yang lebih mengerikannya lagi, angin yang menghujam dari ketinggian awan hingga pemukiman warga tersebut, nampak terlihat jelas disejumlah desa tetangga, seperti Manggungjaya, Pasirukem dan Tegalurung. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian sebelum salat Jumat dimulai tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Haerudin, warga Dusun Kopo Timur mengatakan, sekitar pukul 11.45 Jumat siang, dirinya dan anak-anaknya keluar rumah untuk menjalankan ibadah salat Jumat di Masjid Al Hidayah. Kumpulan awan memang sudah nampak gelap, dan berharap angin tidak bawa petaka. Namun, lama kelamaan, banyak suara gemuruh dan hentakan material yang ternyata awan tersebut sudah menggulung ke bawah rumah-rumah warga. Spontan saja, angin yang begitu jelas disaksikannya itu, membuat para jamaah salat Jumat berhamburan keluar masjid dan juga warga lainnya, sambil menggemakan suara adzan, angin puting beliung itu sekitar 6 menit mengitari pemukiman dan kebun-kebun warga di Kopo. “Saya mau Jumatan, awan sudah gelap dan bergemuruh, peletak, suara atap warga ternyata sudah banyak yang digulung angin. Ya warga dan jamaah masjid berhamburan menggemakan adzan,” katanya.
Arah angin setelah berputar di Kopo, terus berjalan ke arah totoang Dulpo Jalan Raya Pasirukem – Tegalurung. Setelah di cek, warung buah- buahan pinggiran jalan juga habis disapu angin, tak jauh dari lapak sate miliknya. Setelah itu, awan dan angin hilang. Sebelum, membersihkan sejumlah material dan pepohonan yang tumbang, salat Jumat dilanjut terlebih dahulu untuk kemudian bahu membahu, membantu warga yang rumahnya disapu angin sekitar hampir 20 rumah. “Angin larinya ke arah Jalan Raya Pasirukem – Tegalurung kemudian hilang, bekasnya ya pohon banyak tumbang dan rumah berserakan,” ucapnya.
Laela, pegawai Desa Pasirukem, Kecamatan Cilamaya Kulon mengatakan, angin puting beliung di Kopo nampak terlihat jelas di Pasirukem, Manggungjaya dan Tegalurung. Bahkan, angin yang menghujam dari awan ke tanah itu, membuat ngeri masyarakat, karena material atap dan asbes ikut digulung digumpalan angin. Dia juga cemas karena rumahnya didekat pertigaan Pertamina EP Pasirukem, karena angin tersebut bergerak ke arah Pasirukem sebelum akhirnya hilang. Beruntung, angin yang mengitari wilayah Pasirukem itu hanya perlintasan di area sawah saja, tidak ke pemukiman warga. “Ngeri pak, itu atap sama asbes kebawa gulungan angin, saking kencangnya. Untung di Pasirukem hanya lewat sawah, gak sampai pemukiman,” ujarnya.
Kades Muktijaya, Sawa Isyirot mengatakan, kejadian 5 tahun lalu terjadi, jika sebelumnya angin ribut, Jumat (11/1) ini puting beliung yang jelas-jelas bisa dilihat masyarakat. Karena mendengar gemuruh dan suara di bawah angin yang menyapu material rumah, warga berhamburan keluar rumah saat gumpalan awan puting beliung itu berputar-putar di Kopo Timur dan Tegaljaya, tepatnya Dusun kopo Timur RT 08 / 04 dan Dusun Tegaljaya RT 05/05. Dalam kejadian ini, ada 15 rumah rusak parah dan 5 rumah lainnya rusak ringan bagian atap-atapnya, sementara korban jiwa nihil. Tetapi, sebut Sawa, ada korban kena luka ringan akibat terkena material rumah yang disapu angin. “Ada 20 rumah rusak di dua dusun, korban jiwa gak ada, cuma ada 1 orang luka ringan kena material,” katanya. Sementara setelah dihitung kemudian, data keseluruhan rumah rusak berjumlah 42 rumah.(rud)