LEMAHABANG WADAS, RAKA- Memasuki musim penghujan, salah satu penyakit yang mesti diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD). Sepanjang Januari 2019 ini, sudah ada dua warga Karawang yang terserang DBD.
Kepala Puskesmas Kecamatan Lemahabang, H Rasidi S.Km mengatakan, pada musim seperti ini, masyarakat harus waspada terhadap penyakit yang berpotensi mewabah seperti DBD, diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan terutama dari genangan air yang dapat menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk, termasuk menggalakan kegiatan gerakan menguras, menutup dan mengubur (3M), karena kegiatan itu cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD. Beruntung, sebut Rasidi, di Lemahabang sudah 2 tahun terakhir, tidak ditemukan kasus DBD, karena sosialisasi pencegahannya masif mulai di kecamatan hingga kader-kader posyandu. “Ada banyak jenis penyakit yang berpeluang menyerang, maka daya tahan tubuh dan pola hidup sehat harus dilakukan,” katanya.
Programer Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran, Amirin Bukhori S.Km mengatakan, musim basah dan hujan saat ini kebanyakan yang dirawat di puskesmas adalah penderita dispepsia atau penyakit maag dan juga tipoid atau tipes, bahkan juga influenza. Sementara untuk DBD, sebutnya, kejadiannya masih nihil. Walau demikian, warga dimintanya untuk tetap waspada dan selalu jaga kesehatan. “Jaga kesehatan yang optimal, walaupun DBD belum ada kejadian di Tempuran,” sarannya.
Dokter Puskesmas Tempuran, dr Wahyudin mengatakan, penyakit yang banyak terjadi akibat musim lembab dan basah di daerah adalah influenza, diare dan DBD, tapi bukan berarti penyakit tersebut tidak bisa dicegah. Ia sarankan masyarakat agar selalu menjaga kondisi tubuh, pola makanan yang sehat, banyak minum air putih dan berpakaian tebal serta olahraga adalah upaya pencegahan efektif pada penyakit-penyakit musim lembab seperti sekarang ini. “Jaga pola makan, banyak minum dan terus berolahraga, sebagai upaya pencegahannya,” kata Wahyudin.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Karawang dr Nurdin mengatakan, kasus positif DBD tahun 2017 jumlah kasusnya ada 102 orang, tapi di tahun 2018 jumlah kasus menurun jadi 60 orang, sementara tahun 2019 ini terhitung sampai bulan Januari 2019 jumlah kasus baru 2 orang. Diharapkan, jumlahnya menurun dan masyarakat bisa selalu menerapkan pola hidup bersih dilingkungannya masing-masing. “Per Januari 2 orang saja, semoga tidak ada lagi,” Kata Nurdin yang tidak membeberkan di mana dua orang yang dimaksud. (rud)