Makom Syekh Quro tak Pernah Sepi
RAMAI : Suasana Makom Syekh Quro yang terlihat ramai dipadati pengunjung.
LEMAHABANG, RAKA – Tak kenal hari apapun. Meskipun Sabtu malam menjadi puncak zikir bagi para peziarah, makom Syekh Qoru-Pulobata yang berada di Desa Pulo Kalapa, Kecamatan Lemahabang tak pernah sepi.
Ratusan peziarah dari berbagai daerah, dalam maupun luar wilayah, bahkan dari luar Pulau Jawa, silih berganti masuki salahsatu tempat bersejarah yang menjadi cikal balal penyebaran Agama Islam di Karawang ini.
Menurut salahsatu pengunjung dari Lampung Ahmad, dalam seminggu terakhir, ia bersama rombongan empat bisnya kelilingi Pulau Jawa untuk melaksanakan ziarah. Terakhir, sebelum bertolak ke Lamping, pimpinan ziarahnya mengarahkan untuk menziarahi Makom Syekh Quro. “Sebelumnya kita ke Makom Walisongo, terus ke-Cianjur, Banten. Dan terakhir kesini,” ujarnya.
Sekitar 200 jemaah dari Lampung, lanjut Ahmad, ikuti ziarah ini sebagai cara mereka untuk menelusur dan mengikuti jejak keagamaan yang diziarahinya. Artinya, banyak hal yang bisa dicontoh, mulai dari sikap dan cara beribadah yang diziarahinya, hingga bisa diberkahi karomah oleh yang maha kuasa.
Sementara menurut salahsatu warga Desa Pulokalapa Samat (54), setiap seminggu sekali, tepatnya Sabtu malam, makom Syekh Quro akan dipenuhi para peziarah. Namun akhir-akhir ini, ramainya peziarah tidak bisa ditentukan. Siang ataupun malam, kunjungan peziarah tak pernah putus. “Setiap hari makom Syekh Quro gak pernah sepi dari para peziarah,” katanya.
Ia meyakini, jika keadaan ini merupakan cara hidup dan penyebaran agama Islam yang dilakukan Kanjeng Syekh Quro bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa bahkan agama. Maka tidak heran jika jasa-jasanya tetap dikenang oleh semua umat muslim dari berbagai daerah. “Bukan hanya dari Karawang, luar Karawang bahkan luar pulau pun banyak yang datang kesini untuk ziarah,” ujarnya.
Menurutnya, ini merupakan contoh bagi manusia yang hidup saat ini. Setelah Kanjeng Syekh Quro sudah lama tiada, namun kemanfaatannya tetap bisa dirasakan. Buktinya, banyak diantara masyarakat yang menumpang hidup disini dengan caranya masing-masing, khususnya para pedagang. “Walaupun sudah tidak ada, manfaatnya Kanjeng Syekh bisa kita rasakan,” pungkasnya. (rok)