Muncul Tenggelam Perompak, Laut Sumatera Zona Merah
CILAMAYA, RAKA – Nelayan Cilamaya masih was-was dengan keberadaan perompak. Meski penjahat laut itu tidak setiap hari muncul, namun para nelayan rajungan itu selalu menjadi incaran setiap para perompak itu muncul ke permukaan.
Tokoh nelayan Pasirputih Rasam mengatakan, kawan-kawan seprofesinya banyak melaut ke perairan Sumatera dan Kalimantan. Dalam perjalanan mencari rajungan, kerap diganggu oleh perompak hingga tengkulat tengah laut. “Mata pencaharian nelaya kan di laut, jadi sering bertemu dengan perompak,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Karawang Sahari mengatakan, dalam satu kali trip melaut (sekitar sebulan) nelayan bisa mendapatkan rajungan minimalnya 500 kilogram. Mereka menangkap rajungan dengan menggunakan bubu. Namun, setelah ada gangguan perompak, bawaan mereka menjadi turun drastis. Bahkan saat nelayan berangkat, juga dicuri bahan-bahan persediaan perbekalannya. Tidak sampai di situ, rupanya para perompak juga cukup pintar. Karena mereka merompak khususnya nelayan yang mendapat rajungan yang harganya mahal. Karena jika ikan, para perompak akan repot karena harus berton-ton. Kalau yang dirompak rajungan, cukup dapat satu ton saja hasilnya sudah bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Karawang, perompak yang kerap menyasar nelayan Karawang masih ada yang berkeliaran bebas. Meski tidak sedikit sudah ditangkap polisi. Kasubdit Gakkum Polair Polda Lampung AKBP Doddy Ferdinand Sanjaya mengatakan, pihaknya sudah menangkap tiga orang perompak yaitu SWD, DD dan MYN. Namun masih ada pelaku lainnya masih buron. ““Dari keterangan sementara, para pelaku perompakan ini saat menjalankan aksi menggunakan senjata api, senjata tajam jenis golok dan kapak. Sedangkan dari keterangan tersangka, senjata api itu dibawa oleh pelaku lain yang saat ini masih buron (DPO),” ungkapnya. (rud/psn/jp)