Petani Resah Harga Gabah Anjlok
TEMPURAN, RAKA – Hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir, membuat cemas para petani yang sawahnya siap panen. Pasalnya, gabah yang basah bisa membuat harga anjlok mendadak. Seperti yang dikhawatirkan sejumlah petani dan buruh tani di pesawahan sepanjang jalur Layapan-Tempuran.
Seorang petani asal Sumberjaya Warta mengatakan, sawah di Tempuran beberapa hari terakhir sudah panen. Tapi, sebagiannya lagi masih siap panen. Karena kondisi cuaca yang diguyur hujan, gabah siap panen dikhawatirkan basah yang berakibat pada anjloknya harga yang ditawarkan para tengkulak. Saat panas, sambungnya, harga gabah masih kisaran Rp5.100 per kilogramnya, tapi saat basah harganya bisa anjlok kisaran Rp4.700. Kondisi ini bisa membuat petani merugi, karena harga yang tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. “Namanya juga cuaca, sulit diprediksi,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, alangkah lebih baiknya saat gabah basah, pemerintah bisa menambah huler pengering padi di semua desa, agar gabah basah bisa kembali kering dan harga bisa cepat normal kembali. “Kalau basah harganya ya anjlok, di sisi lain gak ada huler pengering juga makin lama kering,” katanya.
Senada dikatakan Sekdes Pulokalapa Kecamatan Lemahabang Anom Suara, harga gabah sebelumnya masih kisaran Rp5.100, tapi saat hujan turun Rp5 ribu per kilogram. Penurunan harga diperkirakan masih akan berlangsung kalau hujan terus mengguyur selama beberapa hari kedepan. Apalagi, Pulokalapa masuk golongan air IV yang masih menyisakan puluhan hektare yang akan panen selama semingguan kedepan. “Panen masih semingguan kedepan, tapi ya petani cemas karena kalau basah terus bisa anjlok,” katanya. (rud)