Uncategorized

Rebah Bisa Gagal Panen

TELAGASARI, RAKA – Hujan dan angin membuat padi yang masih matang susu bulirnya, rebah dua hari terakhir. Celakanya, tanaman dengan beragam varietas itu, rebah dengan kondisi tanah basah. Selain bisa mengancam harga gabah rendah, juga gagal panen.

Petani Desa Waringinkarya, Asep (25) mengatakan, angin dan cuaca ekstrem dua hari terakhir, membuat padi rebah. Bahkan, di usia yang sudah matang susu atau dua hingga tiga pekan sebelum panen jumlahnya hampir belasan hektare, sehingga tanaman itu terancam gagal panen. Bahkan, jika terselamatkan, harganya juga bisa anjlok drastis. “Hampir belasan hektare. Kalau istilah Sunda sudah “morekat” yang siap panen dua pekan kedepan, eh rebah,” katanya kepada Radar Karawang, kemarin.

Meski pengeluaran untuk mengendalikan hama sudah banyak dikeluarkan, kata Asep ketika dihantam angin, petani hanya bisa pasrah. Karena kalau tidak gagal panen, pasti harganya murah. “Kalau sudah rebah begini mah, paling ada dua kemungkinan. Kalau gak gagal panen, ya yang selamat juga anjlok harganya.” ungkapnya.

Petani lainnya dari Talagasari, Sakim (40) mengaku tanaman yang rebah itu banyak varietasnya. Mulai dari Ciherang, Invari maupun Mekongga. “Walaupun pemilihan benih ada yang tahan hama, tapi kalau tidak tahan alam susah juga,” ujarnya.

Menurutnya jika sudah rebah, agar bisa selamat pertumbuhannya adalah membuatnya berdiri dengan cara mengikat tali seadanya. “Itu kalau beberapa meter saja, tapi kalau jumlah sawah rebah mencapai belasan hektare, ini sangat menyita waktu dan biaya lagi,” katanya.

Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Lemahabang Dedi S mengaku belum menerima data luas lahan yang sudah terdampak rebah. “Saya sudah koordinasikan dengan PPL, tapi sejauh ini belum ada yang melaporkan detail berapa jumlah yang rebah,” katanya. (rud)

Related Articles

Back to top button