SUDAH TIADA: Warga dan keluarga mensalatkan Setia Putera
CILAMAYA KULON, RAKA- Setelah menjalani beberapa pengobatan, bocah penderita obesitas asal Dusun Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Satya Putera menghembuskan nafas terakhir, Sabtu (28/9) malam, sekitar pukul 21.00 saat hendak di bawa ke rumah sakit.
Sebelum meninggal, bocah yang memiliki bobot hampir satu kuintal itu mengalami sesak nafas dan sempat di rujuk ke Puskesmas Pasirukem, Cilamaya Kulon oleh kedua orang tuanya. Namun, karena di nilai parah, korban disarankan untuk mendapatkan perawatan langsung ke rumah sakit.
Kata Kepala Puskesmas Pasirukem Dedi Sugandi, di duga pola makan yang tidak teratur, Satya mengalami sesak nafas karena terlalu banyak lemak, akibatnya terjadi penyempitan jantung dan paru-paru. “Terjadi sesak nafas karena paru-paru dan jantung tertutup lemak, akhirnya paru-paru dan jantung gak berkembang dan sesak,” ucapnya.
Puskesmas Pasirukem berupaya untuk memberi nafas buatan melalui oksigen, tujuannya agar Satya bisa bertahan saat di bawa ke RSUD. Namun sayang, sekitar pukul 21.00, korban menghembuskan nafas terakhirnya. “Selain obesitas, secara medis Satya tidak memiliki penyakit apapun,” katanya.
Lebih lanjut, jauh-jauh hari sekitar bulan Juli, Satya sempat di bawa ke RSUD untuk mendapat perawatan, selanjutnya akan di rujuk pada bulan Agustus ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Agar pengobatannya lebih intens, Dinas Kesehatan pun telah menyediakan BPJS gratis untuk pengobatan Satya. Namun, yang menjadi kendala pihak orangtua tidak memberikan izin untuk dilakukan operasi.
Camat Cilamaya Kulon Basuki Rachmat membenarkan, beberapa bulan yang lalu, Satya sudah di rujuk ke RSUD dan di sarankan untuk di lakukan tindakan operasi, namun kedua orang tua Satya menolak, akhirnya di bawa kembali ke rumah. “Tiga hari yang lalu di bawa ke Puskesmas Pasirukem karena sesak nafas, pihak puskesmas menyarankan agar dibawa ke RS,” ucapnya.
Namun, saat itu pihak keluarga tidak membawa ke RS, hanya saja di rujuk ke klinik terdekat. Setelah mendapat perawatan satu malam, pasien pulang. Selang beberapa jam setelah berada di rumah, pasien merasakan sakit lagi, akhirnya keluarga berencana membawa pasien ke RS untuk di operasi sesuai arahan dokter. Sayangnya, sebelum berangkat, anak tersebut sudah meninggal. “Selama menjalankan pengobatan, pihak kecamatan melalui puskesmas selalu memantau kondisi anak, namun takdir bicara lain,” pungkasnya. (rok)