HEADLINEKARAWANG

Daerah Langganan Banjir tak Berubah

PENYEBAB BANJIR DAWUAN: Syphon Cikaranggelam menjadi biang kerok bencana banjir yang melanda Dawuan setiap musim hujan.

KARAWANG, RAKA – Puncak musim hujan di Karawang yang biasanya terjadi bulan Oktober, diperkirakan akan terjadi pada awal tahun depan yaitu Januari dan Februari 2022. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Yasin Nasrudi mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak hujan deras yang akan mengguyur Kota Pangkal Perjuangan diperkirakan terjadi pada bulan Januri atau Februari. “Oktober infonya tidak terjadi hujan,” katanya kepada Radar Karawang.

Meski demikian, kata dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang wilayahnya menjadi langganan banjir, sebagai salah satu langkah antisipasi apabila terjadi banjir.
“Kita terus lakukan sosialisasi sebagai antisipasi,” ujarnya.

Selain banjir, bencana yang sering terjadi di Karawang yaitu puting beliung dan juga longsor. “Tapi Alhamdulillah tidak terjadi tahun ini,” ucapnya. Sementara itu, Sekretaris BPBD Supriatna juga mengatakan, titik rawan banjir masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada beberapa yang sangat rawan seperti Karangligar, BMI Cikampek, Purwasari, Cilamaya, Rengasdengklok dan beberapa wilayah lain yang jadi langganan banjir. “Itu mah sudah jadi rahasia umum,” tambahnya.

Terpisah, perwakilan masyarakat Cikampek, Fajar mengatakan, apa yang dilakukan oleh BPBD seharusnya bukan hanya sosialisasi. Tetapi harus dibuat analisis resiko bencana dan outputnya, minimal tujuh hari menuju puncak cuaca ekstrim sudah dibersihkan masalah-masalah di hilir saluran air. “Karena prinsipnya banjir terjadi karena masalah di hilir bukan di hulu,” ujarnya.

Fajar juga mengatakan, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana diharapkan masih ingat terhadap peraturan daerah yang dibuat yaitu Perda No 12 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dalam pasal 58 (e), penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana. “Mohon tolong dikaji lagi perihal bentuk syphon Sungai Karanggelam di Dawuan, bagi saya sudah wajib posisi Sungai Karanggelam di atas irigasi Tarum Timur, agar tidak terjadi penyumbatan karena sampah dan endapan lumpur,” ujar inisiator class action gugagatan korban banjir Cikampek itu.

“Sikap kami sekarang menolak banjir di tahun 2022, karena bagi kami banjir yang terjadi di wilayah Dawuan adalah karna faktor kelalaian bukan karena faktor alam. Saya tidak segan menggugat kembali jika di tahun 2022 terjadi banjir karena faktor yang sama,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button