Dagang Libur Gara-gara Citarum Banjir
MAIN ARI CITARUM: Anak-anak asyik bermain di bawah jembatan yang menghubungkan Kecamatan Rengasdengklok dengan Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi Bekasi. Volume air Sungai Citarum di wilayah tersebut terus meningkat. Para pedagang kaki lima di kolong jembatan berhenti berjualan.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Volume air Sungai Citarum di wilayah Rengasdengklok terus meningkat. Bahkan sejumlah warung kaki lima di kolong jembatan baru penyebarangan Karawang-Bekasi di Rengasdengklok gulung tikar.
Sanih (35) pedagang, asal Kampung Bojong Tugu, Desa Rengasdengklok Selatan mengatakan, dirinya sudah memindahkan barang-barangnnya, seperti meja, balai dan gerobak ke tempat yang lebih aman.
Ia mengatakan, ada tujuh warung kaki lima yang berada di kolong jembatan. Sebagian sudah dipindahkan oleh pemiliknya, karena khawatir ternedam air Sungai Citarum. “Airnya baru naik lagi tadi (kemarin) pagi, makanya saya bawain semua barang-barangnya ke atas,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (2/1).
Sanih sudah berjualan di kolong jembatan itu sekitar satu tahun. Biasanya banyak pengunjung yang datang, apalagi hari Sabtu dan Minggu, ditambah tanggal merah. “Kalau hari libur penghasilan sampai seratus ribu, tapi kalau hari biasa paling tiga puluh ribu,” katanya.
Kolong jembatan penyeberangan Rengasdengklok-Pebayuran Bekasi itu biasa dinikmati oleh anak-anak sekolah, bahkan orangtua. Namun saat ini, banyak anak kecil warga sekitar yang bermain air Sungai Citarum di bawah jembatan tersebut. “Sekarang aja sepi karena banjir, kalau biasanya ada yang pacaran juga di sini,” kata Sanih.
Sementara ini, Sanih akan banyak diam di rumah alias nganggur sampai air Sungai Citarum surut dan normal kembali. Ia mengaku ingin membuka warung di tempat lain, namun tidak mempunyai modal. “Saya juga gak tahu nanti kalau jembatan sudah jadi, masih bisa jualan di sini atau tidak,” pungkasnya. (mra)