Uncategorized

Dalang Wayang Golek Butuh Perhatian Pemerintah

TETAP EKSIS: Meski banyak hiburan moderen, wayang golek masih digemari masyarakat. Hanya saja, dalang wayang golek minim perhatian dari pemerintah. Bahkan, saat ini ada dalang yang tidak memilik gamelan meski sudah pentas puluhan tahun.

RAWAMERTA, RAKA – Wayang dipandang sebagai seni budaya asli Indonesia, terlebih lagi pemerintah sudah menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional. Namun, pemerintah dianggap luput memerhatikan nasib dalang.

Yayat Sutarya, dalang wayang golek asli Dusun Parakanmulya, Kecamatan Tirtamulya mengatakan, sejak usia 14 tahun dirinya menggeluti dunia pewayangan hingga menjadi dalang dari 30 tahun yang lalu. Ia mengaku belum pernah disentuh program pemerintah maupun wakil rakyat. Meski demikian, dirinya tetap melestarikan budaya asli Indonesia ini. “Memang saya cinta ke wayang itu karena warisan (keturunan) dari orang tua, tapi saya tidak sekolah ke Bandung, jadi SDM (pendidikan) saya rendah,” jelasnya, kepada Radar Karawang, kemarin.

Yayat mengaku bangga dengan stasiun televisi yang masih menayangkan pentas pagelaran wayang golek. Kata Yayat, banyak pelajaran yang dapat diambil dari pertunjukan wayang golek diantaranya akhlak, karakter atau sifat, seperti Rahwana itu kelakuannya sebagaimana yang diceritakan dalang mana pun, dan yang diingat Rahwana itu hanya satu yaitu Dewisinta. “Saya berharap pemerintah Karawang untuk memperhatikan seni Karawang terutama ini kesenian wayang,” ujarnya.

Selama menjadi dalang, Yayat hanya mengandalkan kemampuan yang dimilikinya, karena dirinya tidak memiliki alat atau gamelan. Sehingga Yayat merasa kesenian wayang di Karawang ini tidak ditonjolkan. “Banyak dalang-dalang ini yang tidak punya gamelan, tapi kalau masing-masing dalang di Karawang punya gamelan itu pasti berjalan (maju),” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button