PURWAKARTA

Dampak Corona, Penghasilan Sopir Bus Lesu

NGETEM : Terlihat angkutan umum bus menunggu penumpang di Terminal Ciganea Purwakarta. Sejak wabah virus corona menyerang, pendapatan sopir bus menurun drastis.

PURWAKARTA, RAKA – Dampak dari situasi penyebaran Covid-19 hingga pemberlakuan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah sangat berdampak bagi perusahaan transportasi massal seperti bus antar kota-antar provinsi.

Hal tersebut seperti dirasakan salah satu perusahaan Bus Warga Baru yang biasa melayani rute Purwakarta – Kampung Rambutan Jakarta. Salah satu pengurus Bus Warga Baru, Rajab (46) menyebutkan, dengan adanya situasi saat ini, sangat berdampak pada turunnya jumlah penumpang hingga berimbas pada pengurangan jumlah armada yang diberangkatkan. Terlebih, adanya imbauan dari pemerintah terkait pengurangan jumlah penumpang. “Sangat berdampak, seperti contohnya bus dengan kapsitas 30 penumpang, saat ini disarankan membawa 15 penumpang saja. Tapi justru dengan situasi saat ini untuk mendapatkan 15 penumpang saja susah,” ujar Rajab saat ditemui di Terminal Ciganea, Purwakarta, Senin (20/4).

Meski begitu, untuk menyiasati pengurangan jumlah penumpang, pemerintah melaui Dishub Jakarta sudah menyebar edaran terkait kenaikan tarif bus penumpang termasuk bagi perusahaan Bus Warga Baru. Namun hal tersebut tetap tidak dapat menutupi target atau pun biaya operasional setiap harinya. “Tetap saja mau ada kenaikan tarif berapapun tidak berpengaruh, jangankan untuk mencapai target untuk menutupi biaya operasional saja kami tetap kesulitan karena penumpangnya saja tidak ada,” ungkapnya.

Sementara seorang sopir yang baru tiba di terminal Ciganea dari terminal Kampung Rambutan langsung mengeluhkan minimnya penumpang. “Tadi pagi berangkat dari Purwakarta saya dapat penumpang 10 orang, sementara pulangnya dari Jakarta cuma ada 6 orang enggak nambah lagi sampai ke Purwakarta,” keluhnya.

Diketahui, hal serupa juga dialami perusahaan bus antar kota antar provinsi lainnya, seperti halnya terjadi pada perusahaan Bus Primajasa rute Tasikmalaya-Bekasi-Jakarta. Menurut sopir Primajasa yang enggan disebutkan namanya, jumlah penumpang terus mengalami penurunan hingga berdampak pula pada pendapatan sopir di tiap unit armadanya. “Sekarang paling jalan satu kali saja, itupun dengan minimnya penumpang. Biasanya bawa 30-40 penumpang, sekarang paling 10 orang dari Jakarta ke Tasik,” terangnya. (gan)

Related Articles

Back to top button