Kenalkan Pendidikan Terintegrasi pada Siswa

BERMAIN LUMPUR : Pelajar Purwakarta saat mengikuti pelajaran terintegrasi yang dilakukan di balong berlumpur. Kegiatan itu menjadi ciri khas pendidikan Purwakarta.
PURWAKARTA, RAKA – Guru SDN 8 Kahuripan Purwakarta bernama Firda Desriyani, menginisiasi program pendidikan terintegrasi yang diterapkan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersama para siswanya.
Dalam prakteknya, Firda mengajak para siswa untuk belajar di luar ruang kelas sambil bermain lumpur di area kolam yang terletak tidak jauh dari lingkungan sekolah.
Firda mengatakan, bahwa program pendidikan terintegrasi yang dipraktikannya itu disebut sebagai Farming Class. Para siswa, diajak bermain ke sawah atau ke kolam ikan. “Pembelajaran ini merupakan kerja sama dengan Forum Orang Tua Siswa Kelas 1. Program ini bisa berjalan karena sekolah kami memiliki fasilitas area perkebunan, pesawahan, kolam ikan. Maka dari itu, saya menggerakkan program ini. Dalam 1 semester, ada 3 kali agenda pembelajaran seperti ini,” katanya.
Firda menjelaskan lebih lanjut tentang program yang diinisiasinya itu. Pertama, saat awal semester, program pendidikan terintegrasi seperti ini ditujukan sebagai bentuk pengenalan lingkungan sekolah. “Agenda kedua dilakukan setelah selesai Penilaian Akhir Semester (PAS). Ini include dengan pembelajaran tema 2 tentang kegemaranku dan persiapan masuk ke tema 3 kegiatanku. Ketiga, pada akhir semester, selain bentuk evaluasi, program pendidikan terintegrasi dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur telah selesai 1 semester,” jelasnya.
Kegiatan farming class disesuaikan dengan keadaan area pesawahan/kolam seperti menanam kangkung, membersihkan rumput, menangkap ikan, bermain gebug bantal, dan permainan tradisional lainnya. “Tidak hanya itu, banyak manfaat ketika anak bermain lumpur, salah satunya menjaga sistem kekebalan tubuh. Sementara untuk kegiatan pembelajaran, program harus selaras dengan setiap mata pelajaran yang sedang atau sudah dipelajari,” cetusnya.
Dalam proses KBM, Firda mengaku ingin selalu menjaga nilai-nilai dasar yang harus selalu diingat oleh para siswa. “Saya selalu menjaga kesadaran para siswa agar selalu berdoa agar siswa selalu ingat Tuhannya, belajar tertib dengan ajaran mengantri, belajar kerjasama dengan saling membantu timnya, belajar berjuang dengan mencari ikannya, belajar cekatan dengan menangkap ikannya, belajar mandiri dengan mandi sendiri, menyiapkan dan mengganti pakaiannya sendiri. Kita sebagai orang dewasa hanya memfasilitasi sesuai kebutuhan dan hak anak, bertujuan agar mereka gembira, senang ke sekolah,” tuturnya. (ris)